bw.28

4.3K 398 38
                                        

*author POV*

"Hanya ini yang kita dapat, tuan" ucap seorang cowok dengan pakaian serba hitam yang seumuran dengan Bright dan Kevin sambil memberi beberapa lembar kertas ke Kevin.

Kevin terus menatap kertas tersebut dengan teliti lalu mengangguk "yaudah, lo boleh pergi" cowok tersebut membungkuk lalu pergi dari apartment Kevin.

"Itu anak buah lo?" Tanya Bright setelah cowok tadi menutup pintu apartment, Kevin mengangguk, tapi pandangannya masih fokus ke kertas yang di genggaman nya.

"Jane sialan" kesal Kevin sambil meremas kertas yang dia genggam "woy woyy jangan diremes" ucap Bright cepat lalu mengambil kertas-kertas itu dari Kevin.

"Kita berangkat sekarang" kata Kevin lalu mengambil jaketnya.

"Bangsat" Bright ikut kesal setelah melihat kertas yang dia ambil dari Kevin.

.

"Maaf tuan, tapi mobil itu pergi ke tempat yang sama sekali ngga ada cctv dan kita hanya bisa hack cctv jalanan sampai disini" ucap seorang cowok yang duduk didepan komputer.

"Gue mau lo cari tau lokasi Jane sekarang" kata Kevin dengan nada rendah, cowok itu mengangguk cepat "baik tuan."

"Kita berangkat ke jalan yang mobil itu lewat" Bright mengangguk lalu masuk ke dalam mobil, bersamaan dengan Kevin yang menyetir.

.

*Win POV*

Gue ngga pasti berapa lama gue tidak menyadarkan diri tapi saat gue sadar, rasa sakit langsung menyerang ke seluruh tubuh dan muka gue.

Bau darah yang begitu menyengat membuat gue mual.

"Udah bangun~?" Gue mengeraskan rahang menahan kesal.

Saat Jane menyentuh pipi gue, gue merasakan rasa perih, gue hanya bisa meringis karena kedua tangan dan kaki gue masih terikat kuat.

"Oops, maaf.. sakit ya..?" Dia tersenyum "kira-kira.. kalau Bright ngelihat lo kayak gini.. dia masih suka ngga ya sama lo" gue mengerutkan kening.

"Dan gue juga yakin kalau Bright ngga akan bisa nyari lo disini, ngga akan segampang itu untuk cari lokasi kita" gue menyeringai "lo yakin?" Balas gue.

Karena gue yakin Bright bakal cari gue.. kan..?

"Lo kira Bright bego kayak lo?" Gue tersenyum puas melihat reaksinya yang kelihatan kesal.

Tapi reaksinya setelah itu membuat gue merinding, dia tersenyum lebar sambil jalan mendekat ke gue "jujur... gue pengen banget ngelihat darah segar keluar dari leher lo.."

Gue merinding gila.

Fix udah gila, psikopat lagi.

"Lo yakin berani? Apa lo ngga takut apa yang akan terjadi kalau lo lukai gue?" Dia terlihat sangat santai masih dengam senyuman yang ngeri.

"Kenapa? Dia mau ngebunuh gue? Well... kalau gue mati.. lo juga bakal mati dengan cara apapun" gue mengerutkan kening "dasar jalang psikopat" dia yang tersenyum langsung berubah menjadi datar.

"Lo barusan panggil gue apa?" Gue melihat dia mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.

Pisau lipat.

Sial.

"Apa.. harus gue asah dulu pisau nya..?" Dia tersenyum lebar sambil menatap pisau lipat yang berukuran lumayan besar itu.

"Atau biarin pisaunya tumpul? Biar lo lebih ngerasain sakitnya?" Gue menelan ludah.

shadow || Brightwin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang