*Bright POV*
Karena Win ngomong kepanjangan dan gue malas untuk mendengar semua ucapan yang dia bilang karena gue ngga akan membiarkan itu terjadi.
Gue berpikir untuk beberapa saat, bagaimana cara agar dia berhenti ngomong dan pikiran liar muncul di otak gue.
Mata gue mulai fokus ke bibirnya yang berwarna merah ke pink-an.
Tanpa menunggu lebih lama, gue langsung menempelkan bibir gue ke bibirnya yang lembut. Setelah beberapa saat, gue melihat reaksinya yang menurut gue sangat imut.
"Manis, gue suka" hanya kalimat itu yang keluar dari mulut gue.
Gue terkekeh pelan melihat pipinya yang merona "kenapa hm?" Gue tanya sambil menaikan alis.
"Lo udah tau perasaan gue kan? Jadi jangan ngadi-ngadi" dia masih terdiam ditempat, membuat gue semakin gemas.
Gue mendekatkan bibir gue ke telinganya lalu berbisik "itu ciuman pertama gue" Gue terkekeh pelan.
Gue mulai merangkul dia lalu menghela nafas panjang "Hahhh, yaudah yuk kita ke seven eleven" dia sama sekali tidak menolak.
Karena sepanjang jalan kita hanya diam-diaman, gue pun mencoba untuk mencairkan suasana "lo malam ini balik ke rumah gue" kata gue tanpa menoleh ke arahnya.
Tidak ada jawaban.
Gue tersenyum lalu berhenti di depannya "lo dengar kan gue bilang apa?" Dia masih terdiam, tidak berani menatap langsung ke mata gue.
"Hmm... siapa ya yang ngajarin kalau orang tanya tuh diam doang..?" Gue tersenyum karena akhirnya dia menatap mata gue.
"Gue ngga mau egois, gue juga ngga pernah mau jadi pengganggu ataupun pelakor" gue sedikit kaget karena dia menjadi begitu serius.
"Gue mencoba untuk ngelupain lo karena gue ngga mau nyakitin diri gue sendiri lebih dalam lagi" dia berhenti sebentar "tapi kenapa lo harus ngasih gue harapan seakan-akan gue pasti akan berhasil untuk dapetin hati lo..?" Sekarang matanya sudah berkaca-kaca.
"Dulu.. dulu mae pernah bilang kalau gue harus belajar merelakan walaupun itu susah dan merelakan seseorang yang gue cinta untuk orang lain itu susah banget, lebih susah dari yang gue bayangin" satu tetes air mata berhasil mengalir dari matanya.
"Lo mau relain gue untuk siapa sih..?" Gue tersenyum tipis "hm?" Gue mengusap air mata yang mengalir dari matanya.
"Bukannya gue emang punya lo? Kalau emang gue punya orang, gue ngga akan nyium lo tadi" gue tersenyum lalu memegang pipinya yang hangat.
"Puimek.. bukannya lo udah punyanya Puimek..?" Gue terkekeh pelan "Puimek..." gue terkekeh pelan.
-beberapa jam sebelumnya-
"Gue Puimek, kata mae, kita dulu sering main bareng, tapi karena gue harus pindah ke Jepang, jadi kita udah ngga pernah ketemu lagi dehh" jelas Puimek, gue hanya mengangguk pelan.
Gue binggung karena ekspresi Puimek yang kelihatan sedih "lo gapapa?" Dia tersenyum tipis.
"Apakah gue harus merelakan orang yang gue sayang, untuk memenuhi keinginan orang tua gue..?" Gue masih tidak mengerti "maksudnya?" Dia menatap gue lalu tersenyum.
"Gue udah punya pasangan, Bright.." dia memalingkan wajah lalu menatap bawah "tapi, orang tua gue ngga suka sama dia karena dia tidak begitu sempurna."
"Kita udah dekat dari lama banget dan suatu hari, dia harus buru-buru menjenguk gue ke rumah sakit, lalu.." dia berhenti sebentar "saat dia ingin melintasi jalan, sebuah mobil menabrak dia dan membuat dia kehilangan kemampuan untuk jalan" gue mengelus pelan pundaknya mencoba untuk menenangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
shadow || Brightwin ✔
Hayran Kurgu[COMPLETED] "Gue paling ngga suka kalau lo menjauh atau pergi sama orang lain selain gue, karena gue ngga mau kehilangan lo lagi" - Bright bucinrawit . BXB!! Yang homophobic, tolonk jangan salah lapak :"D (Bahasa kadang baku kadang ngga) Cerita bl p...