1. Senja dan Serangan

88 9 6
                                    

Welcome🩷

Aku kembali dengan cerita baru.
Cerita ini ikut serta dalam Event WRITING MARATHON Arena Aksara Sarwahara 01 yang diselenggarakan oleh Sarwahara Publisher. Juni-Juli 2024.

Mohon support dari teman2 untuk karyaku, Vienna.

Happy reading!

***

"PERINGATAN!"

"Denger gue, kalau ada diantara lo semua yang nggak berani mati demi gen kita, siapa pun lo mending mundur sekarang!"

"Gue itung sampai tiga."

"Satu, dua, ada nggak?" Venzo melangkah mengitari barisan anggotanya. Setiap anggota platoz memegang senjata balok masing-masing.

"Tiga. Oke fiks nggak ada, ya?"

"Jio, luka lo baru dijahit kemarin, kan. Yakin lo mau ikut perang? Aman?"

"Aman, Bro," ucap Jio menaikkan jempol kanan, tangan kirinya memegang puntung rokok.

"Oke."

"Platoz, berangkat sekarang!"

Mereka semua bersorak lalu bubar dengan rapi menaiki motor masing-masing, kecuali ketua mereka. Venzo selalu memakai mobil dan berada di barisan paling depan. Kali ini gen Platoz akan membalas dendam dengan gen Cakrawala yang seenaknya menganggu mobilitas umum di jalanan. Gen liar itu sempat menghadang mobil Venzo beberapa waktu lalu, Venzo babak belur karena pengeroyokan mereka. Dari situlah Venzo mengirimkan pesan kepada ketua Cakrawala agar melawannya dengan adil.

Disinilah mereka semua berkumpul. Daerah sepi dekat dengan perbatasan kota. Platoz di sisi selatan dan Cakrawala di sisi utara. Mereka sudah sepakat untuk melawan tanpa senjata pistol atau pun pedang. Terlihat mereka semua memegang balok di pundak.

Venzo duduk dengan gagah di atas mobilnya. Hanya dirinya yang tak membawa senjata apa pun. Ia lebih suka berkelahi karena kemampuannya sendiri, bukan karena kuasa kekuatan senjata.

"Apa yang kalian tunggu, Hah?!"

"Serbu mereka, Sekarang!!" Sean, ketua gen Cakrawala memerintah.

Semuanya jadi gaduh sekarang, Sean dan Venzo berkelahi di atas mobil Venzo. Sean terus menyerang Venzo bertubi-tubi, usaha Venzo hanya menghindar dan terus menghindari serangan.

"Kalau geng gue menang, berani taruh apa lo?"

"Nggak ada dari gue yang pantas lo miliki. Paham lo! Sebaiknya lo paham." Venzo melayangkan tinju yang langsung mendapat pukulan balok balik dari Sean. Kondisi keduanya sama-sama dipenuhi luka.

"Adik lo cukup seksi, bisalah ya jadi taruhan lo buat gue."

"Bilang apa lo barusan, Huh?! Urusan lo sama gue, jangan bawa-bawa adik gue! Atau lo akan dapet akibatnya!" rahang Venzo mengeras, tiada siapa pun yang berhak mengatakan itu tentang Vienna. Dia tak akan biarkan Vienna masuk dalam kehidupan gen motornya.

"Diem, atau gue patahin leher lo."

"Cih!"

Keduanya kembali saling memukul habis-habisan. Sean tak menyia-nyiakan kesempatan untuk melayangkan baloknya pada Venzo.

"Venzo! Mobil lo dibakar!" teriak salah satu anggota gen platoz.

"Sorry Bro, bukan Cakrawala namanya kalau nggak siapin kejutan buat lo," ucap Sean. Darah Venzo mendidih mendengarnya, ia langsung menendang perut Sean brutal. "Pecundang lo!" Venzo pun segera lompat ke bawah, Sean mengikuti namun kembali pada gen-nya.

"Sean! Masuk aja lo ke neraka!" teriak Bambang yang sudah penuh dengan amarah melihat mobil ketuanya dibakar.

"Ngomong sekali lagi, gue bakar juga lo!" ancam Sean. Mereka membentuk dua kubu, perkelahian dihentikan karena Cakrawala main curang.

Vienna (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang