Part XXXII

234 22 9
                                    

Malemm gess
Ini malam ga janji nulis banyak
Tapi pen nulis
Nah dr pada adminnya tiktokan
Mending wp an ya kan:v
Nah sekarang Kita next ya.
Ok?
Jan lupa vomment nya
Makasih sebelumnya:)


























('Bodoh banget lu fin. Lu berharap ke seseorang yang udah punya pawang? Bego lu bego. Lu Pelakor bego!') batin Fina yang menangis di tengah gelapnya Kota Metropolitan.

Fina tak sanggup lagi melangkah. Hatinya terasa hancur. Selama ini ia terlalu berharap kepada seorang pria yang dingin namun berperhatian lebih kepadanya. Ia pikir Marsel menyukainya.

Jujur Ia sudah nyaman dengan perlakuan Marsel akhir akhir ini padanya. Tapi entah mengapa semua itu terasa hancur dengan kata kata penjelasan yang di utarakan Vanya.

Ditambah lagi mengingat dari sekian banyaknya perhatian Marsel,adakah yang menunjukan cinta kepada Fina ? Tidak! Semuanya itu hanya sebatas rasa kasihan dan empati antar sesama manusia.

Sayangnya Fina,merasakan hal yang lebih besar dari itu. Nyaman. Itu yang ia rasa berdasarkan kata otaknya. Namun hatinya tak demikian. Hatinya berkata lebih besar. Dan ia ingin menghindari itu.

"Kok gw bodoh sih? Kenapa gw terjebak dalam friendzone sama dia? Dia udah punya Fina! Lu bejat Fin! Lu jahat! Menyukai seseorang yang udah punya pacar tuh jahat Finaaaaa!"

Apa?
Apa yang Fina teriakan Barusan? Suka? Fina rasanya ingin menarik kata kata itu dari mulutnya yang tersulut emosi.

"Bego! Apa? Cinta? Amit amit! Ga ada. Tapi,hati gw yang bilang gitu. Arghh! Selamat Marselino Ferdinan. Selamat! Congratulations! Lo udah bikin gw jatuh cinta ke pelukan pacar orang!" ucap Fina frustasi.

Ia menangis sejadi jadinya. Jam menunjukan pukul 3 pagi. Mungkin ini akan menjadi malam yang panjang disaat Ulang Tahun Orang yang Fina cintai saat ini.

Ia duduk di Kursi sebuah halte. Udara dingin dan sepi yang menghantui tak ia hiraukan. Dadanya sudah terlalu sesak untuk memikirkan hal hal itu.

"Lo kenapa?"

Fina yang penasaran siapa kah yang mengajaknya bicara,lantas menoleh.

"Ngapain lo masih buntutin gw?"
Tanya Fina ketus.

"Gw? Lu lupa gw itu orang sini? Dulu rumah gw kan disini. Dan gw emang biasa main disini" kata orang itu. Yups. Dia lah mantannya Fina, Nadeo.

Benar juga. Fina baru menyadari. Dahulu ia memang sangat akrab dengan taman ini,halte ini,kompleks sini, karena memang rumahnya Nadeo ada di sekitar daerah ini. Namun dimana letak pasti nya,Fina sudah tak mengingatnya. Memori nya terlalu banyak mendownload ingatan baru bersama Orang orang disekitarnya. Termasuk Marsel. Orang yang ada di hatinya,Namun malah telah menjadi pawang orang lain.

"Heh. Kok malah bengong? Jam 3 pagi mau lo kesambet bu gender?"

"Hah...Hah? Apa?"

"Noh kan kurang air nih bocah. Minum aer yok. Gw beliin." Kata Nadeo yang diangguki Fina.












Abang abang teh botol

"Fina... Ehh iini..i..ni kan????"kata Bulan terkejut melihat siapa yang datang.

"Jadi lo berdua dari tadi ga ikutan ngejar? Dan malah nge teh berdua di warung?" Tanya Fina terkejut dengan kedua sahabatnya yang malah ga bantu tapi minum teh. Dan hal itu dibalas cengiran kuda oleh keduanya.

"Peace. Maap ya Fin. Engap gw tuh hehehe" kata Bulan.

"Ini siapa Fin? "Kata Jepe

"Oohh saya Nadeo. Man.."
"Dia pacar gw,pe!"

Byurrr
"Geblek kak Jepe mah. Dipikur gw pasien dukun apa? Disembur anjir subuh subuh" sewot Bulan yang kena cipratan semburan Jepe.

"Lo beneran pacaran sama dia,Fin?" Tanya Jepe dengan mata yang terbelalak sempurna.

"Iya" jawab Fina dengan senyum lebarnya dan anggukan. Dilanjutkan dengan tangannya yang menggenggam erat tangan Nadeo.

Namun Nadeo kikuk tapi pada akhirnya ia dapat memanfaatkan situasi dan membalas perlakuan Fina.

"Jadi kalian selama ini masih pacaran? Gw pikir berantem" kata Bulan

" ya setiap manusia pasti punya salah. Tapi setiap manusia pasti juga ada kesempatan kedua lan. Dan gw mau mencoba memberikan itu untuk Kak Nadeo."jawab Fina dengan bijak lalu menunjukan senyum indah nya kepada Nadeo dan dibalas acakan halus di puncuk kepala Fina.

"Uwuwuw so sweet nyaa" "ciee"
Kata Jepe dan Bulan

"Ya udah yuk dah malem. Kita ke rs dulu baru pulang" kata Nadeo yang dibalas anggukan Mereka

















Parkiran Rs.

"Ehh itu mereka. Tapi ama siapa?" Kata Veny yang melihat keberadaan mereka.

Semua yang disana menoleh ke arah mereka ber 4. Termasuk Marsel yang langsung reflek melihat ke arah tangan Fina yang digenggam erat Nadeo.

"Kak Nadeo? Ya Tuhan kapan dateng kak?" Tanya Veny.

"Hehehe udah lama,ven. Cuma baru maen aja sekarang" kata Nadeo dengan senyumnya.

"Ehh bentar ini jadi  beb Veny udah kenal sama Nadeo?tanya Athallah.

"Ya udah lah beb. Kan aku sama Fina temenan dah dari zigot. Nah Kak Nadeo ini pacarnya Fina."jelas Veny yang dibalas O ria semua orang disana. Kecuali....

"Udah ngumpul kan? Gw cabut" kata Marsel

"Jadi kan ntar malem ke rumahlo mau ultah..."kata Eyon yang menagih janji Marsel.

"Ga usah. Gw cape"

"Ati ati bro" kata Jepe. Yang tak digrubis Marsel.










('Kenapa engkau berubah? Harusnya saat ini aku yang kecewa. Karena engkau menyembunyikan seorang wanita dibalik cinta ku padamu yang tengah kupertahankan')
-S.P-

('Memandangmu menggengam erat tangannya,dan tersenyum begitu manis saat menyebut namanya,membuatku sadar. Posisiku hanya sebagai selingan dalam hatimu yang sebenarnya telah ditempati dia')
-M.F-













Selamat malam gaessss
Gimana?
Kok gw nangis sih?😭
Ok cup cup
Tunggu part berikut ya
Tak tunggu vommentnya❣
Malem gaess

Te amo mis mayores, MarselinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang