HAY GAES...
WELKAMBEK TO THIS BURIQ STORY
Btw hari ini authornya lagi happy banget gaes...
karena readers cerita ini sudah nyampe angka 2k
Terharu gaes author :"(
Pen nangis kan gara gara kalian :'
Intinya pesan author Jangan pernah lupa voment ya gaes...
Karena itu adalah mood author buat next kan cerita ini. OK? NEXT!
1:00
KRITT
Pintu ruangan operasi pun terbuka. Athalah yang tadinya terlelap pun dengan segera membuka mata nya walau matanya masih ingin terpejam. Dengan panik Athalah bertanya kepada dokter.
"DOK,GIMANA KEADAAN PACAR SAYA?"
" Kami sudah berusaha menghentikan pembocoran pada pembuluh-pembuluh darahnya . Dan kami juga sudah berusaha mengangkat beling beling di tangannya.Tapi,Tuhan berkehendak lain.Pembuluh darahnya terlalu banyak yang bocor sehingga kami tak dapat menambal semuanya dan Nyawa pasien tidak dapat kami selamatkan. Sekali lagi kami mohon maaf dan turut berduka cita. Kalo kamu ingin melihat jenazah pasien,silahkan liat di ruang jenazah. Kami sudah memindahkannya disana."
"GAK!"
"GAK!"
"GAK MUNGKIN!"Athalah berteriak dengan penuh amarah dan mengagetkan semua yang ada disana.
"Astaga" kata Valeron bangun dengan terkejut.
"Kenapa Tha?" Valeron terkejut melihat ekspresi Atha yang mengacak ngacak kepalanya sambil menangis tersedu sedu. Ia pun kaget melihat pintu ruangan operasi yang telah terbuka. Hatinya mulai menduga ada hal buruk pada adik sepupunya dan tentu dia tak mau hal itu terjadi.
"VENY! LU KENAPA HARUS PERGI NINGGALIN GW?! GW BELUM SIAP UNTUK INI"ucap Athalah yang membangunkan semua yang ada disana.
"MAKSUD LO APA THA? MAKSUD LO APA NGOMONG GITU?" kata Valeron dengan nada sedikit emosi. Namun menahan air matanya.
"Kalian kenapa?"kata Jepe
"Veny gimana?!" Kata Marselino
"Oprasinya sudah lancar kan,Tha?" kata Bulan.
"Dokter bilang apa?" kata Fina
"Sekarang Veny diruangan mana?" kata Marry.
Bukannya Jawaban,mereka malah mendapat Atha yang menangis sejadi jadinya.
"OPERASINYA GAGAL.DAN VENY UDAH NINGGALIN KITA SELAMA LAMANYA"
"YA TUHAN"
"ASTAGA"
"ANJIR"
"YANG BENERAN LU THA? GA LUCU KALO BERCANDA. GA GINI!"
"PLEASE DON'T KIDDING!"
itulah kata kata yang mereka ucapkan. 1 detik kemudian,pelupuk mata mereka mulai basah. Mata mereka mulai memerah. Mulut mereka berteriak memecah keheningan rumah sakit.
"VENY TEGA LU SAMA GW SAMA FINA. LU KENAPA HARUS PERGI SEKARANG?"kata Bulan menangis sejadi jadinya sambil menonjok nonjok tembok rumah sakit yang tak berdosa.
"VENY!!!!! GW GA SIAP UNTUK INI. LU JAHAT NINGGALIN GW VEN"Kata Fina menangis histeris begitupun Athalah,Jepe, Marselino,dan Marry. walaupun mereka baru mengenal Veny,namun sikap Veny yang begitu humble,berbekas di hati mereka sehingga membuat mereka sedih akan kepergiannya.
"We hope you happy at your new home,friend" kata Marry berkaca kaca.
Valeron pun mengambil handphone nya. Ia mulai mencar nama kintak orang tua Veny dengan gusar. Orang tua Veny sedang ada meeting bisnis di Singapura,sehingga Valeron tidak memberitahukan mereka tentang keadaan Veny. Namun jika sudah begini, ia terpaksa harus memberitahukannya walau itu akan membuat mereka menangis kehilangan anak semata wayang mereka.
"Hallo,Uncle James" ucap Valeron terisak
"Hallo. Ron,ada apa malam malam gini telfon uncle ? untung uncle masih melek"
"Mmmm Anu mmm Anu uncle"
"What's wrong? Ada sesuatu kah? Atau kamu mau laporan tentang Veny? Gapapa kasitahu aja ya sama uncle"
Valeron semakin terisak. Dadanya sakit. Ia merasa bodoh karena tak dapat menjaga sepupunya itu.
"I'm sorry uncle. But, Veny was gone"
"Gone?! Tunggu ron... Ma.... Maksud kamu?!"
Valeron tak mampu lagi menyembunyikan tangisnya. Ia pun menangis sekuat kuatnya mengenang adik sepupunya.
"VENY SUDAH TIADA UNCLE. DIA DINYATAKAN MENINGGAL OLEH DOKTER KARENA PEMBULUH DARAHNYA BANYAK YANG PECAH AKIBAT PUKULAN YANG IA BUAT SENDIRI"
"WHAT? VALERON,PLEASE DON'T KIDDING!"
"I,M HONEST UNCLE. DIA BENAR BENAR TELAH TIADA. DIA MENINGGAL"
" NO! NO! OH MY LITTLE ANGEL. MAMA... MAMAAAA...."
"Uncle valeron mau lihat jenazah Veny dulu di ruang jenazah ya. Ntar biar urusan disini biar aku yang urus. Uncle cari aja penerbangan pulang. Ntar pemakamannya tunggu uncle sampai di rumah." kata Valeron agak tenang.
"OK VALERON. JANGAN LUPA KASIHTAHU SEMUA KELUARGA. MALAM INI JUGA UNCLE AKAN CARI PENERBANGAN"
TUUT
Valeron mulai menenangkan tangisannya.
"tha, lu udah bisa tenang? Kalo udah,ayo kita liat jenazah nya Veny"
"Gw ikut!" kata Bulan
"Tenangin dir lo dulu. Hapus air mata lu. Nih minum" kata Jepe sembari memberinya tissue dan air mineral.
"Makasih"
"sama sama"
"Fina juga ikut!"
"'Ya udah ayuk kita ber 4"
Derap langkah ke 4 orang yang tengah berduka itu memenuhi lorong rumah sakit. Mereka tengah menyiapkan hati untuk siap melihat orang tersayang mereka terbujur kaku dalam sebuah ruangan yang tertulis kamar jenazah. Athalah menatap tulisan didepan pintu ruangan itu. Ia memantapkan hatinya sedemikian rupa. Ini adalah saat ia bejumpa dengan wanita yang ia cintai. Ia harus tersenyum. mungkin wanita kesayangannya tengah berbahagia di sana saat ini. Namun teteap saja hatinya menangis. Melepas kepergian wanita yang menjadi tambatan hatinya Yups. Veny.
"Krittt"
"aku memang ingin kamu bahagia. Namun yang kuinginkan adalah kau bahagia bersama ku. Bukan kau bahagia dan aku menangisi kepergianmu yang tanpa pamit di setiap harinya.Betapa tertusuknya hatiku saat ini ketika mendengar nyawamu telah pergi. Betapa menangisnya jiwaku saat mendengar bahwa cinta yang ku damba selama ini telah kembali kepada pangkuan yang kuasa. kau telah pergi sebelum kita mengikat janji setia yang menjadi anganku dan sejujurnya aku sama sekali belum siap untuk kepergianmu yang tanpa pamit dan permisi. Namun aku sadar kau akan bahagia. Memang bukan bersama ku . namun bersama Dia yang menciptakan kamu,aku, dan cinta kita yang ada sekarang dan selamanya"batin Athalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Te amo mis mayores, Marselino
Novela JuvenilSERAFINA PRATIWI gadis lugu yang menyimpan luka setelah ditinggal pergi oleh kekasihnya keluar negri. Kini seorang pria dingin yang merupakan kaka kelasnya berhasil menaklukan hatinya,namun cinta lamanya itu kembali,dan berniat merebut Serafina untu...