"Boleh aku minta satu hal?"
"Aku minta, jangan jatuh cinta selain kepadaku."
Sebuah kenangan sebelum perpisahan berputar bagaikan kaset di dalam otaknya. Pertemuan yang direncanakan, di Baturaja ini mesti berakhir dengan hal yang tak mengenakkan. Nala yang mengajak bertemu namun gadis ini yang memilih menghindar.
Alfa tidak menyerah mencari tau apa penyebab semua ini. Ia yakin ada sesuatu di balik tingkah yang baru itu. Oleh karena itu, Alfa menemui seorang suster yang dikenal dekat dengan Nala setelah pekerjaan tuntas.
"Maaf, Sus. Boleh minta waktunya sebentar?" tanya Alfa lantas menghentikan langkah seorang suster.
"Iya, Dok. Ada yang bisa dibantu?"
"Suster ada nomor Dokter Nala? Saya ada perlu dengan dokter itu, tapi gak bisa diselesain di sini."
Beruntungnya, suster itu hanya menurut tanpa bertanya. Suster itupun mengeluarkan sebuah kertas yang tertulis sebuah nomor. Sengaja, karena Nala yang menyuruhnya.
"Terima kasih, Sus," ucap Alfa setelah menyimpan nomor di handphone-nya.
Tergesa-gesa pemuda ini keluar, namun langkahnya mulai melamban ketika melihat Nala berjalan dengan lelaki lain. Dengan biasa saja, Alfa mendekat. Niatnya hanya ingin menegur.
"Eee ...."
Alfa tidak jadi mengeluarkan kata-katanya ketika lelaki tadi langsung merangkul Nala. "Dokter Nala?"
"Kenalkan, saya Randi. Kekasih Dokter Nala," ucap lelaki di samping Nala mengulurkan tangannya tanpa meminta izin sebelum mengatakan hal itu.
Kecewa sudah terlihat di wajah Alfa. Meskipun hatinya tercabik-cabik, tangan yang sedari tadi terulur disambut dengan ramah.
"Permisi," pamit Alfa menuju mobilnya.
Saat membuka mobil, mata Alfa melirik untuk terakhir kali ke arah Nala. Ia melihat Nala diam-diam mengatup kedua tangan dan mengucap kata tolong tanpa suara.
"Ayo kita pulang, sayang," ucap Randi setelah Nala memberi kode pada Alfa.
Tangan Alfa tergepal, ada marah yang menyerang dirinya saat ini. Pintu mobilnya ditutup dengan kencang. Pasti ada sesuatu yang mengharuskan Nala seperti ini.
"Tunggu aku, Nala. Aku pastikan, aku akan menolongmu keluar dari masalah ini." Alfa berjanji pada dirinya.
***
"Nala, sudah makan?" tanya Randi membuka pintu yang tak terkunci tanpa mengetuk terlebih dahulu.
Nala yang sedang berbaring bebas di atas kasur terlonjak kaget, cepat-cepat gadis ini terduduk.
"Udah," jawab Nala berbohong. "Aku boleh tidur sekarang? Soalnya aku ngantuk, besok ada pekerjaan."
Setelah Randi menutup pintu kembali, Nala bergerak mengunci pintu dari dalam. Sangat mengganggu.
Suara dering telepon kembali mengganggu Nala. Menampakkan nomor tak dikenal di layar handphone.
"Ini siapa sih?" Berpikir panjang pun tidak, Nala langsung saja mengangkat panggilan itu.
"Halo? Ini dengan siapa dan ada perlu apa?" Sambil menahan kantuk, Nala meladeni orang yang meneleponnya. Namun, suara dari seberang begitu mengejutkannya.
"Ini beneran Alfa?" Nala berusaha meyakinkan.
"Share lokasi kamu sekarang," ucap Alfa dari seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Yang Terluka [END]
General Fiction[Biasakan follow sebelum membaca] Luka? Cukup di masa lalu kau datang! Berhenti mengusik, biarkan masa itu berlalu tanpa membebani masa depan yang menjadi harapan. Kecerobohan Nala membuatnya terjerumus dalam luka yang sampai sekarang tak mengizinka...