Bahagia, Luka, dan Rindu

2.6K 139 12
                                    

Sebenarnya ini chapter mau author upload pas hari Kamis, cuma karena kamis-jum'at ada liburan keluarga, jadinya author nggak upload karena memang sistemnya kalau udah liburan keluarga, nggak ada yang boleh pegang perangkat elektronik.

Owh iya hari ini jadinya upload 2 chapter ya, karena memang jadwalnya. Satu hal lagi, cerita ini akan author upload di web novel karena memang mereka menawarkan kontrak sehingga ada pemasukan tambahan buat author, kalau kalian berkenan silahkan baca, kalau tidak ya disini aja. Tapi setelah cerita ini selesai, author akan lebih fokus ke web novel.

###

Iqbal POV

Hari terus berganti, hubunganku dengan Ilham semakin deket karena aku terus menjenguknya. Setiap menjenguknya, aku membiarkan dia mencium juga memelukku. Rasanya begitu nyaman, terlebih saat dia membisikkan rayuan-rayuan mautnya.

" Tumben hari ini tidak diantar polisi itu?" Tanya Ilham saat aku baru masuk.

"Emang nggak boleh?" Tanyaku balik.

"Kalian nggak apa-apa kan?" Tanya Ilham penasaran.

"Maksudnya?" Tanya ku bali, kebingungan.

"Ya hubungan kalian, kalian kan pacaran. Mungkin karena kamu sering jengukin aku, hubungan kalian bermasalah gitu." Ucap Ilham hati-hati.

Aku tersenyum, Ilham ternyata percaya dengan candaan bang Iqbal waktu itu.

"Kita nggak pacaran." Jawabku singkat.

"Maksudnya,,, Putus?" Tanya Ilham kebingungan.

"Dari awal aku dan dia memang nggak pacaran, karena memang dari awal, hatiku untuk orang lain." Jawabku santai.

"Tapi waktu itu,,, " Ucap Ilham.

"Bang Iqbal cuma becanda saja." Ucku memotong.

Ilham diam, seolah kebingungan. Namun tak lama lalu tersenyum.

"Berarti aku masih punya kesempatan dong?" Tanya Ilham nyengir.

Aku tidak menjawab, berpura-pura mengambil buah dan mengupas nya.

"Hatiku memang untukmu Ilham, kamunya aja yang nggak pernah sadar." Ucapku dalam hati.

####

Anis POV

Aku merasa risih saat melihat Iqbal yang terus saja menjenguk Ilham, padahal semua kesusahannya selama ini disebabkan oleh Ilham. Tapi ya aku juga nggak mau terlalu ambil pusing, aku yakin Iqbal memiliki alasan yang jelas. Toh selama ini dia tidak pernah salah dalam mengambil keputusan, dia selalu bisa berpikir jauh ke depan dan selalu bisa memandang segala dengan berbagai sudut pandang sehingga dia tidak mudah salah mengambil keputusan. Namun yang jelas aku malam ini ada janji dengan seseorang, aku harus tampil secantik-cantiknya. Meskipun aku sudah sering jalan dengan dia, tapi rasanya malam ini akan menjadi malam yang berbeda. Biasanya dia selalu mendatangi ku di kafe, tapi malam ini dia mengajakku bertemu di sebuah kafe yang setelah aku cari tahu, ternyata kafe itu adalah kafe yang sangat romantis, terlebih buat yang ingin menyatakan perasaannya. Aku begitu yakin, Farhan akan menembak ku disana.

"Akhirnya, kesampaian juga. Setelah sekian lama aku memendam semua ini." Gumanku lirih.

Aku terus memilih baju yang akan kugunakan nanti malam, bahkan aku berulang kali meminta pendapat bibi untuk pakaiannya. Tentu saja aku gugup, aku begitu tak sabar menanti malam tiba.

####

Bang Iqbal POV

Aku baru saja mengantar Iqbal ke rumah sakit, tentu saja menjenguk Ilham. Hubungan mereka semakin erat setelah Ilham kecelakaan, berulang kali aku melihat mereka berciuman dan berpelukan. Sebuah yang begitu membuatku bahagia saat melihat hubungan itu semakin maju, Iqbal pun terlihat begitu bahagia semenjak ciuman pertama mereka waktu itu. Tentu saja akan terasa beda saat kita berciuman dengan orang yang begitu kita nantikan, terlebih itu adalah pertama kali bagi kita.

Gara-gara Ilham (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang