Tetaplah disampingku

2.3K 133 9
                                    

Update lagi
Enjoy reading

####
Iqbal POV

Setelah beberapa hari dari acara pernikahan Anis-Iqbal dan pak Fathir-Ibu, aku mengumpulkan semua orang terdekat ku. Ada banyak hal yang ingin aku sampaikan pada semua, agar semua jelas dan tak ada yang perlu di khawatirkan lagi dikemudian hari.

"Ada banyak hal yang harus ku ungkapkan hari ini, aku mau semuanya jelas saja." Ucapku memulai.

Semua hanya terdiam, menunggu aku melanjutkan ucapanku. Ada rasa ragu dalam hatiku saat menatap mereka semua.

"Pertama, aku mengembalikan harta ayah yang diberikan tante,,,, " Ucapku terpotong.

"Tante nggak setuju, nanti dia berbuat semena-mena." Ucap Tante memohon.

"Maksud Ibal itu semuanya jangan atas nama Ibal. Soalnya Ibal mau nyari sendiri materi, bersama Ilham." Ucapku menoleh pada Ilham di samping.

Ilham hanya tersenyum padaku, merangkul dan mencium kening ku, seolah setuju dengan apa yang aku katakan. Tak lama, aku tersadar akan ada hati yang terluka melihat pemandangan itu.

"Kalau gitu, tante yang pegang." Final tante.

Aku hanya mengangguk, tak ada cara lain.

"Kedua, saya akan mengenbalikan catering dan toko kue itu kepada pemiliknya." Ucapku.

"Bukannya milikmu sayang?" Tanya pak Rajasa.

Aku tersenyum mendengar semua itu.

"Sebenarnya pemilik kedua toko itu bukan Ibal, tapi bang Rizal." Ucapku sambil menunjuk petugas perpustakaan.

Semua orang disitu terkejut mendengarnya, bahkan petugas perpustakaan ikut terkejut.

"Abang masih ingat kan? Uang yang ku titipkan pada dia dulu?" Tanyaku bang Iqbal.

Bang Iqbal mencoba mengingat-ngingat, tapi tak lama dia mengangguk.

"Sebenarnya itu uang gaji bang Rizal, karena aku dan Anis nggak bantuin urus perpus. Soalnya sekolah nggak nambah pekerja itu karena kita berdua kerja di sana. Kan Anis?" Tanyaku pada Anis.

Anis hanya mengangguk, tapi dia terlihat bingung.

"Waktu kamu pacaran sama Farhan." Ucapku mengingatkan.

Anis hanya ber "oh" Ria.

"Tapi saya udah cukup kok digaji sekolah, lagian itu tugas saya." Ucap bang Rizal menolak.

"Aku tahu, tapi aku juga merasa bersalah karena liburku yang membuat abang lembur. Tolong terima." Ucapku memohon padanya.

Bang Rizal tidak bisa berbuat banyak, hanya mengangguk, terlebih saat semua mata tertuju padanya.

"Selanjutnya Ibal mau minta maaf pada Farhan." Ucapku menatap Farhan.

Semua orang bingung dengan ucapanku, harusnya kebalik menurut mereka.

"Dulu memang aku pernah mencintai mu, sayangnya aku tidak berjuang untuk mengejar cinta itu. Tapi sekarang aku mencintai orang yang sudah kita perjuangkan. Maafkan aku karena tidak memperjuangkan mu dulu, maaf juga karena aku tidak bisa membalas perasaanmu." Ucapku panjang lebar.

Ilham langsung emosi mendengar ucapanku, aku menggenggam erat tangannya, agar bisa mengendalikan emosi.

"Nggak usah ditahan Bal, aku tahu Ilham akan emosi." Ucap Farhan yang menyadari aku mengeratkan genggaman.

"Aku sebenarnya benci mengakui waktu itu, aku sangat benci dengan kekalahan. Tapi melihatmu bahagia, justru membuatku jauh lebih bahagia,,,,, " Ucap Farhan menjeda.

Gara-gara Ilham (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang