Chapter 18 : Rintik Sendu.

642 93 55
                                    

Hallo! Apa kabar nih?

Yuk yuk semangat komen nya yang banyak. Aku mau baca komen-komen dari kalian yang seru-seru tentang cerita ini sebelum menuju ending, hehe. Jangan males komen ah, nanti aku jadi males ngelanjutin ceritanya hehe. Gak keberatan kan buat komen? Ah, aku sayang banget sama kalian semua. Semoga kalian selalu bahagiya ya!

Happy Reading...

Waktu berjalan begitu cepat. Siapa sangka Tiara dan kedua sahabatnya, begitu juga dengan Sam dan kedua sahabatnya sudah berada di tingkat akhir, alias di bangku kelas 12. Sudah dua tahun lebih Sam dan Tiara menjalin hubungan bersama. Bukan berarti mereka tak pernah bertengkar. Sering. Samuel lah yang selalu mengajak berdebat. Bahkan sudah beberapa kali hubungan mereka renggang bahkan hingga putus. Namun, karena besarnya cinta mereka menjadi alasan mereka kembali bersama.

Samuel dan Tiara, siapa yang tidak mengenalnya? Pasangan serasi yang selalu membuat iri satu SMA. Sam yang sekarang menjadi laki-laki jauh lebih baik dari Sam yang di temui Tiara saat pertama kali bertemu. Sudah tidak ada lagi catatan merah di BK karena melanggar peraturan, sudah tidak ada lagi setiap pagi ada tontonan kejar-kejaran dari Sam bersama guru piket karena Sam datang terlambat. Sam yang sekarang adalah laki-laki yang disiplin. Tidak ada lagi rambut panjang yang berantakan, dua kancing baju seragam yang terbuka ataupun seragam yang keluar tidak rapi. Tiara bangga dengan perubahan Sam, meskipun bukan hal yang mudah, tapi dia bangga menjadi salah satu alasan Sam yang sekarang. Dan Sam, tentunya sangat bersyukur, Tiara adalah alasannya dia menjadi seorang Samuel yang sekarang. Berkat gadisnya, hidupnya perlahan mulai membaik. Hubungannya dengan sang papa sangat jauh lebih baik, ditambah kehadiran sosok ibu yang baru untuknya. Keluarganya sekarang sudah seperti layaknya keluarga bahagia di luar sana, lengkap, ditambah sekarang dia memiliki adik hasil dari pernikahan papa dan ibu baru nya. Sam bersyukur dengan apa yang dimilikinya saat ini. Dia berjanji, akan selalu menjaga apa yang sekarang menjadi miliknya. Dia tidak ingin, kehilangan yang pernah dia rasakan dahulu, akan terulang lagi.

-

"Mantap, kita satu kelas!" Seru Ola melihat namanya, nama Nuca dan Sam yang berada di mading pembagian kelas. Mereka baru saja selesai berlibur akhir semester. Dan hari ini, adalah hari pertama mereka menginjakkan kaki di SMA sebagai siswa tingkat akhir.

"Anjing, gue udah muak sekelas sama kalian berdua tiga tahun. Sedih banget SMA gue isi nya lo berdua mulu" cetus Nuca menyandarkan tubuhnya ke tembok. Dengan muka melas yang ia buat-buat, dimana ekspresi tersebut membuat Ola melayangkan tinjuan pelan di muka Nuca.

"Alah bacot lo, bersyukur lo masih kita temenin, karena sebenarnya, gak ada yang mau jadi temen lo selain kita berdua" ucap Ola.

"Tapi Nuc, gue mau jujur aja ini. Sebenarnya, dengan berat hati gue sampaikan ini sama lo, sebenarnya, gue sama Ola udah gak betah jadi temen lo. Kita hanya kasian liat lo idup sendiri tanpa temen, makanya kita terpaksa betah-betah in jadi temen lo" lanjut Sam.

"Bangsat!" Ucap Nuca dibalas gelak tawa dari Sam juga Ola.

"Becanda Nuc, jangan baperan. Anak perawan gak boleh baperan" cetus Ola.

"Cuma kalian yang punya mulut cabe kaya gini yang gue temui di dunia ini" Nuca merangkul kedua temannya seraya berjalan ke arah kelas baru mereka.

"Astagfirullah! Kenapa harus ada tiga iblis di kelas ini! Dosa apa aku tiga tahun harus sekelas sama iblis dari jahanam ini" Keisya berteriak di depan kelas ketika Sam dan kedua sahabatnya baru saja memasuki kelas. Siapa sangka mereka berempat kembali satu kelas setelah dua tahun sekelas. Yang dimana akhirnya, tiga tahun mereka akan terus bersama. Dan itu mimpi buruk bagi Keisya.

"Weits, lo lagi nih. Gue tau, sebenarnya lo itu bahagia sekelas sama kita, Kei. Gausah gengsi deh. Kelas akan sepi tanpa kita sist" Ola merangkul Keisya.

A Crazy Little Thing Called Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang