Chapter 20 : Dia.

535 92 34
                                    

"Lo sadar gak kalo kehadiran lo disini hanya akan membuat suasana makin rumit? Stop bersikap seolah lo yang paling tersakiti disini!"

---

Masa depan hadir karena adanya campur tangan dari masa lalu. Tiara yang saat ini adalah Tiara yang sudah jauh lebih dewasa dari Tiara yang dulu. Dimana sekarang, dia lebih menghargai waktu. Begitu juga dengan Sam. Kehancuran keluarga nya dulu yang menjadikan Sam menjadi seorang laki-laki yang kuat dan laki-laki yang sangat menghargai perempuan. Dia tidak ingin menjadi papa nya yang dulu. Meskipun sekarang, hubungan mereka jauh lebih baik. Dan sekarang, Sam bisa merasakan kembali memiliki keluarga yang utuh. Semua yang terjadi saat ini, itu semua ada karena campur tangan masalalu.

"Capek banget kayanya" Sam mengelap keringat di pelipis Tiara. Gadis itu terlihat lemas seperti tak ada semangat. Bel pulang sekolah baru saja berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Tapi Sam, Tiara dan sahabat mereka masih berada di kelas.

"Jalan aja yuk. Udah mulai suntuk ini" cetus Keisya. Dia sibuk menguncir rambutnya.

"Ayo lah! Mulai stres gue. Tiap hari dikasih makan fisika, matematika, kimia, biologi. Gue ini pengen ke hukum, kenapa malah di kasih angka mulu" sahut Ziva. Iyap, Ziva adalah salah satu tim anak IPA yang berkhianat, alias tim lintas jurusan saat masuk bangku kuliah. Begitulah sebutan untuk orang-orang yang di SMA mereka mengambil IPA namun saat kuliah justru beralih ke jurusan soshum.

"Ini nih, salah masuk rumah ya kaya lo gini Ziv. Ibarat lo ini dehidrasi, tapi lo dikasih nya makan, padahal lo butuhnya minuman. Lo butuhnya soshum, tapi malah masuk IPA" Nuca.

"Biarin aja sih, sewot banget. Wle" Nuca mendelik melihat Ziva yang justru malah mengejeknya.

"Udah udah. Ayo ngopi aja. Gue udah mulai khawatir sama kejiwaan gue. Otak gue mendidih ini. Kasian mak bapak gue nanti kalo punya anak depresi gara-gara di cekok in rumus mulu" sahut Ola.

"Ayo, gue gas aja" tambah Sam.

"Ti, ayok. Lo kan gak ada jadwal les. Mumpung lagi free nih. Istirahat dulu jadi anak ambis" ucap Ziva.

Iya, Tiara yang sekarang, semenjak memasuki kelas 12, dirinya menjadi seseorang yang ambis. Itu lah yang terkadang membuat Sam minder.

"Ikut yaa" ucap Sam memelas.

"Iya ikut" ucap Tiara.

"Skuy!" Seru mereka.

Tak butuh waktu lama, karena di dekat sekolah mereka ada sebuah mall, itu membuat mereka hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk tiba. Tanpa basa basi, mereka segera bergegas menuju salah satu tempat nongkrong anak muda yang ada di dalam mall tersebut.

"Titi, lo jadi ambil apa?" Tanya Nuca.

"Gatau nih Nuc, makin kesini bokap minta gue ambil kedokteran. Cuma gue ragu, rata-rata rapot gue aja gak begitu tinggi. Susah kalo harus kejar SNMPTN"

"Kan masih ada SBMPTN. Lagian, gue yakin lo bisa kok, Ti" ucap Keisya.

"Gatau deh, liat nanti aja"

"Terus, Sampret lo mau ngikut Titi?" Tanya Ziva.

"Ha? Em-"

"Si Sam katanya mau langsung nikah. Udah kebelet kawin" cetus Ola membuat semua terbelak kaget.

"Ish, aku gamau jadi mama muda ya Sam" sahut Tiara dihadiahi gelakan tawa dari teman-temannya.

"Wanjir, akhirnya lo bisa ngelawak juga Ti. Bangga gue" ucap Ziva.

"Ha enggak astaga. Mau di kasih makan apa coba nanti kamu sama anak kita kalo baru lulus langsung nikah" ucap Sam.

"Huahahahahaha, pede banget kalo jodoh lo emang Tiara, Sam" cetus Nuca.

A Crazy Little Thing Called Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang