Chapter 25 : Singkat.

537 82 23
                                    

Sejak tadi, Sam berdiam diri di dalam kamarnya. Dia bingung apa yang harus dilakukan supaya hubungannya membaik dengan Tiara.

"Sam, kamu ini kenapa sih? Papa lihat makin kesini kamu makin banyak diem. Masalah kamu belum selesai sama Tiara?" Sang papa yang hafal betul dengan sikap anaknya mencoba untuk mengajak Sam berbicara layaknya seorang ayah dengan anak.

"Makin rumit pa" ucap Sam.

"Sam, dengerin papa" mata Sam beralih menatap papa nya.

"Kita dulu pernah ada masalah karena kurangnya komunikasi dan terlalu meninggikan ego. Lalu apa? Setelah kita mau mengesampingkan ego, dan mau berbicara dari hati ke hati, semua jadi lebih baik kan? Kuncinya cuma ada di kamu. Kalau memang kamu cinta sama dia, perjuangkan. Luruhkan ego yang ada di hati kamu. Dua orang kalau sedang dalam kendali ego masing-masing pasti masalah gak akan selesai. Kecuali salah satu nya mau mengalah. Dan disini, kamu sebagai laki-laki, kamu lah yang harus mengalah. Papa yakin, Tiara itu anak baik, dia pasti akan memaafkan mu. Perjuangkan dia nak" hati Sam menghangat mendengar penuturan sang papa. Otaknya mulai berpikir jernih.

"Tapi Tiara udah gamau ngomong sama Sam"

"Wajar, namanya juga kecewa. Perempuan kalau hatinya sedang kecewa, dia hanya butuh waktu dan butuh sebuah pelukan. Kamu kasih waktu sebentar buat dia, setelah itu, bicarakan tanpa ego tanpa emosi" balas sang papa. Tangannya terulur mengelus kepala anaknya.

"Anak papa kan hebat, masa memperjuangkan cintanya aja gak bisa" katanya.

Sam mendekat ke arah papa nya, dia memeluk laki-laki itu. Ia akui, sejak membaiknya hubungan mereka, hidup Sam memang jauh lebih baik. Papanya selalu meluangkan waktu hanya untuk sekedar mengobrol bersama. Karena menurut papa nya, hubungan yang baik adalah ketika komunikasi berjalan dengan baik. Itulah sebab nya papa nya selalu memberikan waktu untuk quality time bersama.

"Makasih, pa" ucap Sam.

"Sama-sama nak"

***

Sam memberhentikan motornya di sebuah cafe, barusan, Luna mengabari nya untuk mengajaknya bertemu. Tadinya, Sam menolak, tapi Luna memaksa karena ada hal penting yang harus di bicarakan.

"Sam" ucap Luna seraya melambaikan tangannya melihat Sam barusaja memasuki cafe.

"Aku pikir kamu nggak akan datang" ucap Luna ketika Sam sudah duduk di hadapannya.

"Ada apa? Gue gak punya banyak waktu" ucap Sam.

"Iya iya, sabar dong. Apa kabar? Masih sibuk belajar bisnis sama bokap?" Sam mengangguk.

"Baik, lo sendiri gimana? Lo gak berangkat ke luar negeri lagi?" Balas Sam.

"Itu dia, makanya aku minta ketemu kamu. Aku cuma mau bilang kalau aku kemarin habis ketemu sama Tiara. Aku tau, hubungan kalian masih belum membaik kan? Aku udah jelasin semuanya sama dia, aku udah bicara semua nya sama Tiara"

"Lo ngomong apaan? Hubungan gue sama dia udah rumit, jangan lo buat rumit lagi" ucap Sam.

"Apaan sih, enggak. Aku nggak sejahat itu. Dengerin dulu makanya" Sam menatap Luna dengan tatapan menyelidik. Luna membuka suara, mulai menceritakan pertemuannya dengan Tiara.

-Flashback on-

"Hai, Ti" kehadiran Luna dirumah nya membuat Tiara terkejut.

"Mau ngapain kesini?" Ucapnya ketus. Jujur, dia masih kesal dengan gadis itu karena kejadian waktu lalu bersama Sam. Karena gadis itu, hubungannya dengan Sam renggang.

"Dengerin gue dulu, gue kesini mau jelasin sesuatu sama lo. Jangan emosi dulu ya" ucap Luna. Tiara menghela napas, lantas membiarkan Luna masuk ke rumah nya.

A Crazy Little Thing Called Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang