35# Should I Back?

61 9 2
                                    

Untuk penggunaan istilah dalam bahasa asing yang digunakan, author menyertakan note di akhir Chapter
I'll be grateful if you don't just read my story
Vote dulu sebelum baca yaa
Happy Reading
🤗🤗🤗

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Note :
Tulisan 'italic' menandakan bahwa cerita berada dilatar tempat yang berbeda.

○○○

"Aku sungguh minta maaf,"

"Aku tidak tahu jika-" Ucapan Nyonya Park terputus setelahnya. Wanita paruh baya itu tampak menelan salivanya kemudian.

"Jika..."

"Jika Ji Ah mengalami trauma akibat perbuatanku," lirihnya sambil kembali terisak pelan.

Nyonya Cho melirik Nyonya Park sekilas, lalu menunduk menahan dirinya untuk tidak ikut menangis.

"Kini ... kondisinya kritis karena diriku," lanjutnya.

"Ji Ah..."

"Ji Ah koma karena telah menyelamatkan aku. Seharusnya aku yang tertembak, bukan gadis itu.." Tangis wanita itu pecah seketika. Nyonya Cho pun juga tak kuasa menahan tangisnya lagi. Wanita itu ikut terisak walau tak sekeras Nyonya Park.

Semua orang terdekat Nayeon dibuat terpuruk ketika mendapat kabar dari dokter bahwa kondisi Nayeon kritis setelah dioperasi. Walaupun operasinya berjalan lancar, namun akibat pendarahan yang ia alami membuat kondisinya menurun sehingga gadis itu dinyatakan koma oleh dokter.

Hal ini tentu saja membuat ruang tunggu operasi tersebut kembali dipenuhi oleh tangisan dari orang-orang yang mencintai Nayeon terutama ibu angkatnya. Kekhawatiran yang amat dalam, sungguh menggerogoti hati mereka saat itu. Namun, mereka tidak boleh pupus harapan dengan kenyataan yang baru saja menghantam mereka.

Kini, Nyonya Cho dan Nyonya Park tengah berada diruang tunggu ruang ICU tempat Nayeon dirawat. Kedua wanita paruh baya tersebut memutuskan untuk berbicara disana setelah insiden Nyonya Park berlutut dihadapan Nyonya dan Tuan Cho sambil menangis tersedu-sedu.

"Aku tidak pernah membencinya. Aku sangat menyayanginya," ucapnya disela tangisnya.

"Bagaimana mungkin aku membenci anak dari orang yang telah menyelamatkan hidupku," lanjutnya.

"Jihyo sangat baik padaku. Aku tidak pernah membencinya sedikitpun. Dia yang selalu membantuku jika aku mengalami kesulitan." Wanita itu terus berujar dibalik tangisnya.

"Ia menghubungiku dulu dengan nomor yang tidak aku ketahui, dan memintaku untuk menemuinya. Wanita itu menceritakan semua yang telah terjadi padanya dan menitipkan Ji Ah padaku. Jihyo memintaku untuk menyembunyikan Ji Ah dari Ketua Park. Jihyo berpikir, aku dan Sunghoon pasti bisa menyembunyikan Ji Ah dari Ketua Park."

Here I Am | Han Seungwoo (PDX 101) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang