21# New Mission

122 26 21
                                    

Untuk penggunaan istilah dalam bahasa asing yang digunakan, author menyertakan note di akhir Chapter
Vote dulu sebelum baca yaa
Happy Reading
🤗🤗🤗

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Mora duduk dihadapan Seungyeon yang telah duduk terlebih dahulu disofa ruang rawat Nayeon. Gadis itu kembali pingsan setelah menangis kuat dipelukan Mora. Dan sekarang, ia kembali terbaring diruang rawatnya.

"Kau datang lebih cepat dari yang aku kira," ucap Seungyeon ketika gadis itu sudah menyamakan posisinya dihadapannya.

"Aku langsung menghentikan pekerjaanku di Paris dan berangkat kemari ketika mendengar telfonmu."

"Gomawo Mora~ya.. kau memang sahabatnya yang baik. Disaat orang lain menganggapnya gila, kau datang untuk merangkulnya." Mora tersenyum sekilas menatap pria tersebut lalu mengalihkan pandangannya pada Nayeon diranjangnya. Gadis itu menghela nafasnya pelan kemudian.

"Sepertinya Seoul memang tempat yang tidak aman untuknya Oppa.... " Seungyeon mengikuti arah pandang Mora dan tatapannya berubah menjadi sendu kemudian.

"Kau benar," ucapnya lebih terdengar seperti lirihan.

"Apa Ibu dan Ayahmu tahu soal ini?" Seungyeon menggeleng pelan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Eomma pasti akan khawatir dan sedih jika melihatnya seperti ini. Wanita itu pasti juga akan menyesal karena ia yang telah memaksa Nayeon untuk kembali ke Seoul. Beruntung minggu lalu eomma menyusul appa ke Mexico, jadi mereka tidak tahu keadaan Nayeon saat ini," tatapan pria itu tampak semakin sendu.

"Lalu sekarang kita harus bagaimana Oppa? Aku takut kejadian sepuluh tahun yang lalu kembali terjadi padanya." Suara gadis itu mulai terdengar bergetar.

"Kau tahu Mora~ya.. kejadian itu juga terjadi kemarin." Mora menatap Seungyeon tak percaya.

"Mwo??" (Apa?)

"Tapi untung saja ia tidak sampai menyakiti dirinya sendiri, karena seseorang berhasil menghentikannya." Lelaki itu mulai menatap Mora dan menemukan dahi gadis itu berkerut tampak bingung dengan ucapannya.

"Untuk pertama kalinya Nayeon bisa ditenangkan oleh seseorang dalam masa depresinya." Mora semakin bingung dengan ucapan dari kakak sahabatnya itu.

Gadis perawakan bule itu tahu Nayeon bisa tiba-tiba hilang kesadaran dan melakukan hal diluar akal sehatnya karena depresi yang ia alami. Dan ketika itu terjadi, tidak ada yang mampu menghentikan Nayeon kecuali obat bius yang diberikan oleh dokter. Sama halnya dengan kejadian sepuluh tahun yang lalu. Gadis itu pernah hampir saja menyayat lengannya sendiri. Namun, saat itu perbuatannya langsung dapat dihentikan oleh perawat pribadinya dengan menancapkan suntik bius pada Nayeon. Dan itu bukanlah pertama kalinya ia mencoba membunuh dirinya sendiri selama masa terapinya. Tapi sekarang apa yang baru saja ia dengar? Nayeon bisa tenang tanpa obat bius?

Here I Am | Han Seungwoo (PDX 101) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang