Untuk penggunaan istilah dalam bahasa asing yang digunakan, author menyertakan note di akhir Chapter
I'll be grateful if you don't just read my story
Vote dulu sebelum baca yaa
Happy Reading
🤗🤗🤗.
.
..
.
.Note :
Tulisan 'italic' menandakan bahwa cerita berada dilatar tempat yang berbeda.○○○
Semua penunggu dalam ruang tunggu tersebut dibuat terkejut dengan kemunculan seseorang dengan kursi roda yang didorong oleh seorang pria lain dibelakangnya."Seo Haejin?" gumam Nyonya Cho yang tampak begitu kaget.
"Haejin~ah?" susul Tuan Cho menatap sosok tersebut dengan mata melebar.
"Kau..."
"Kau sudah bangun?" tanyanya tidak percaya.
"Bisakah ... aku melihat putriku sebentar?" pintanya lemah tanpa merespon ucapan sahabatnya itu.
Tuan Cho tampak mengangguk mempersilahkan pria itu masuk untuk menemui putrinya yang sudah ia nantikan selama ini.
Ketika memasuki ruangan tersebut, Seungwoo dibuat terkejut ketika melihat sosok yang memasuki ruang rawat Nayeon. Mengenal siapa yang datang menghampirinya, pria itu pun segera menyingkir dari sisi ranjang Nayeon dan mendekat pada mereka.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Kang Joon pada Seungwoo.
"Masih tetap sama. Tidak ada peningkatan," jawab Seungwoo lebih terdengar frustasi.
"Bawa appa mendekat Kang Joon~ah," pinta sang Ayah pelan. Kang Joon pun segera mendekatkan kursi roda tersebut pada ranjang Nayeon sesuai dengan permintaan ayahnya. Setelahnya, Kang Joon dan Seungwoo segara mundur dan menjauh dari ranjang tersebut, membiarkan pria itu menyapa putri kesayangannya untuk sekian lama.
Pria paruh baya itu tampak menatap Nayeon begitu lama, lalu meraih tangan gadis itu, dan mengusapnya pelan. Tidak ada kata-kata yang terucap pada bibir pucatnya. Pria itu hanya menatap lurus pada wajah putri semata wayangnya itu. Namun tak lama kemudian, sebuah isakan pelan terdengar setelahnya.
♡♡♡♡♡
Aku seketika menghentikan langkahku yang membuat ibuku menoleh menatapku.
"Ada apa?" tanya ibuku.
Aku hanya menunduk tidak menjawab pertanyaan ibuku. Entah kenapa, kakiku terasa berat untuk melangkah setelah mendengar lirihan terakhir tersebut.
"Ayo Ji Ah~ya... kita tidak punya banyak waktu," ajak ibuku lagi.
Aku pun menatap wanita itu dengan tatapan raguku. Aku sungguh ingin ikut bersamanya dan mengakhiri hari-hariku yang melelahkan ini. Tapi entah kenapa, aku merasa seperti ada sesuatu yang menahanku untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here I Am | Han Seungwoo (PDX 101) END
Fiksi Penggemar[END] Wajahnya memancarkan kenyamanan. Senyumnya memancarkan kelembutan. Dan matanya memancarkan kehangatan. Sangat mudah membuat seseorang untuk tertarik padanya selain pribadinya yang sangat amat ramah. Tapi, ada sesuatu yang aneh. Aura positifnya...