Untuk penggunaan istilah dalam bahasa asing yang digunakan, author menyertakan note di akhir Chapter
Vote dulu sebelum baca yaa
Happy Reading
🤗🤗🤗.
.
..
.
.
Setelah satu hari menunggu, akhirnya hasil tes kesehatan ibuku pun sudah bisa aku ambil. Kondisi kesehatan wanita itu menurun kemarin dan pingsan diperjalanan pulang setelah menghadiri rapat dengan seluruh departemen perusahaanku. Aku pun langsung membawa ibuku kerumah sakit saat itu juga. Tidak dapatku pungkiri, aku cukup khawatir penyakit kanker yang ia alami semakin parah.Setelah mengambil hasil tes kesehatan ibuku, aku kembali keruang rawatnya dengan langkah gusar. Dokter menyarankan ibuku harus kembali dirawat untuk mengontrol kesehatannya karena kondisi ibuku yang bisa dikatakan cukup buruk saat ini.
"Eomma harus dirawat lagi dan dokter menyarankan eomma untuk banyak beristirahat," ucapku setelah memberikan hasil tes kesehatan ibuku pada kakakku.
"Jangan terlalu ikut campur dengan urusan perusahaan lagi. Aku akan mengurus semuanya dengan baik." Ibuku selalu saja ikut mengurusi perusahaan tanpa peduli dengan kondisi kesehatannya.
"Untuk apa eomma menghubungi sekretarisku kemarin dan ikut rapat dengan seluruh departemen??" Ibuku hanya menunduk melihatku yang mulai marah padanya. Ia sungguh tidak mengerti bagaimana aku dan kakakku mengkhawatirkan kondisi kesehatannya.
"Aku pasti akan melakukan yang terbaik untuk perusahaan. Eomma tidak perlu khawatir. Kenapa eomma selalu saja meragukan kemampuanku??" Aku menghela nafasku kasar lalu menyisir rambutku kebelakang frustasi.
"Eomma bukannya meragukan kemampuanmu Seungwoo~ya," sahutnya setelah lama terdiam.
"Eomma hanya..."
"Hanya apa?" potongku. Ia masih tidak sanggup menatapku.
"Apa eomma tau perbuatan eomma itu telah menyinggung perasaanku?"
"Orang-orang membicarakanku anak yang tidak becus karena membiarkanmu ke kantor walaupun kondisimu sedang tidak baik-baik saja." Aku sungguh marah sekarang.
"Appa telah menitipkan perusahaan ini padaku sebelum ia meninggal. Perusahaan ini sudah menjadi amanah bagiku. Aku pasti akan melakukan yang terbaik untuknya. Bagaimana bisa aku mengecewakan ayahku sendiri?" Aku kembali menghela nafasku sebelum melanjutkan ucapanku.
"Geuronikka eomma..." Melihat ibuku yang masih tertunduk, aku pun menurunkan nada bicaraku. (Oleh karena itu ibu..)
"Biarkan aku saja yang mengurusnya. Jangan khawatir. Cukup jaga kesehatanmu. Eomma tidak perlu memikirkan perusahaan lagi. Itu semua sudah menjadi tanggung jawabku. Aku pasti akan menjaga amanah appa dengan baik," ucapku lembut. Akhirnya wanita itu mulai menatapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Here I Am | Han Seungwoo (PDX 101) END
Fiksi Penggemar[END] Wajahnya memancarkan kenyamanan. Senyumnya memancarkan kelembutan. Dan matanya memancarkan kehangatan. Sangat mudah membuat seseorang untuk tertarik padanya selain pribadinya yang sangat amat ramah. Tapi, ada sesuatu yang aneh. Aura positifnya...