**Notes
Buat yang mau tau duluan siapa-siapa aja anak-anak serbuk berlian, bisa cek thread twitter @/sebirunada,yaa. xixixixi. happy reading!Guntur Buana memang selalu diawali dengan pagi yang ramai. Entah suara ribut dari anak-anak TB, anak tengah, atau bahkan tiga anak bontot. Tetapi, tahukah dibalik keributan itu, ada satu orang penghuni yang tidak pernah bertingkah dan bahkan hawa keberadaannya terlalu tipis alias terkadang dikatakan tak kasat mata.
Gibran dan Javin sangat berbeda dengan Aziel dan Galih yang sebagai penengah dan sosok-sosok yang disegani. Mereka justru lebih memilih menjadi salah satu pelopor keributan. Kalau Angga dan Dafa seperti Yin dan Yang, yang satu cukup tenang dan tidak menakutkan, yang satu lagi terlalu berapi-api dan menakutkan.
Nah, berbeda dengan Arjuna dan Bagas.
Mereka bukan termasuk anak tengah, tetapi juga bukan termasuk dari para tetua. Mungkin hal itu yang membuat mereka berbeda. Kesamaan mereka adalah saat ada keributan mereka lebih memilih diam dan tidak ikut bergabung. Tetapi untuk Arjuna, pemuda itu masih bisa terkadang menjadi penikmat dan ikut menjadi kompor meskipun tidak seekstrim Gibran.
Bagas yang paling berbeda.
Bahkan, pemuda itu lebih tenang dibandingkan dengan air. Alasan mengapa ia sering disebut tak kasat mata, keseringan anak-anak GunBu tidak pernah menyadari kapan Bagas pulang dan pergi. Satu-satunya yang menyadari hanyalah Arjuna.
"Lah, Gas, nggak mau bareng?" tanya Arjuna saat melihat Bagas yang akan berlalu.
Bagas menggeleng pelan. "Nggak deh, gue bawa mobil aja. Lagian repot banget lo nanti harus nganter gue ke FIB dulu. Duluan, ya," ujar Bagas kemudian.
Padahal jarak FIB dan FK tidak terlalu jauh. Pemuda itu saja yang selalu pandai beralasan untuk menghindari Arjuna dan kawan-kawannya.
Kenapa menghindar? Bagas tidak terlalu suka menjadi pusat perhatian. Sedangkan Arjuna dan kawanannya itu terlalu menarik perhatian sekitar ketika berkumpul bersama. Siapakah mereka?
Of course, serbuk berlian.
Entah sejak kapan, yang pastinya sejak awal, mereka berusaha mengajak Bagas bergabung tetapi selalu ditolah mentah-mentah oleh pemuda itu. Bhakan saat mereka semua berkumpul di GunBu, untuk sekedar duduk atau ngobrol bersama mereka Bagas sering menolak.
"Anjir, salah kita apa, Jun? Kok Bagas keknya benci banget sama kita?" tanya Dion, salah satu anggota geng sebuk berlian.
Nyatanya, nama perkumpulan mereka aslinya bukan itu. Serbuk berlian adalah sebutan dari orang-orang yang selalu terpana dengan wajah-wajah mereka yang berada di atas rata-rata. Terlebih semua postur tubuh mereka semuanya ideal.
"Bukan benci, Bagas itu nggak suka jadi pusat perhatian. Makanya dia lebih suka menghindar," jawab Arjuna santai.
"Bagas mungkin nggak suka temenan sama kalian," celetuk satu orang dengan nada jenaka. Wajahnya memiliki paras yang hampir persis dengan Arjuna.
Namanya Januar.
Mirip bukan?
Iya, pemuda itu adalah saudara kembar dari Arjunadian Gautama.
Terkadang, dunia memang tidak adil, ya. Bisa-bisanya dua manusia dengan wajah di atas rata-rata ditakdirkan menjadi saudara kembar, terlebih mereka kini studi di jurusan yang sama, Kedokteran. Saat awal mula mereka terbentuk, mereka tidak ada yang langsung sadar bahwa Arjuna dan Januar adalah saudara kembar karena sifat mereka sangat berbanding terbalik. Wajah pun ketika diperhatikan lebih seksama baru kelihatan miripnya. Arjuna lebih ke tenang dan Januar lebih ke sosok yang cukup ambisius.
KAMU SEDANG MEMBACA
GUNTUR BUANA✔️
Teen FictionGuntur Buana adalah sebuah rumah yang begitu megah, berdiri di tengah-tengah Jakarta yang begitu padat dengan tajuk sebagai 'kost eksklusif' khusus laki-laki. Penghuninya berisi sekumpulan pemuda dengan karakter yang berbeda-beda, berbagi kehidupan...