36. Mimpi

330 43 3
                                    

Mimpi aneh membangunkan Chandni di pagi buta. Dalam mimpi, ia melihat sesosok tubuh manusia seakan dikelupas dengan saksama. Manusia itu dalam keadaan bugil, polos tanpa penutup sehelai pun. Namun bukan pengalaman erotis yang dirasakannya dalam mimpi, melainkan dia diperlihatkan sesuatu yang belum pernah dilihatnya.

Tubuh manusia diperlihatkan sedetail-detailnya. Dia bisa melihat luar dan dalam bagian tubuh manusia. Sebuah jaringan dan serabut-serabut yang rumit, tulang belulang, serta benda-benda berbentuk aneh dalam tubuh orang itu. Agak menakutkan pada awalnya, akan tetapi karena dia ‘terpaksa’ harus menyaksikannya, pemandangan itu terekam dalam ingatannya.

Chandni membuka mata dalam keremangan dengan perasaan gelisah. Dia sering bermimpi mengenai makhluk-makhluk halus yang menyeramkan, tetapi mimpi melihat wujud manusia sedetail itu adalah yang pertama kali.

Chandni segera membuyarkan kegamangannya dan bergegas turun dari ranjang. Bibi Sarasvati akan pergi ke kuil untuk membuat persembahan di pagi hari, sehingga dia akan menggantikan beberapa pekerjaan Bibi Sarasvati.

Pagi-pagi Chandni sibuk di dapur sanggar bersama beberapa juru masak lainnya. Dia mengaduk bumbu kari dalam wajan besar dan uap wangi campuran rempah tersebar hingga ke luar dapur. Wangi masakan yang menggugah selera, membuat para penghuni sanggar bangun pagi dan memulai hari dengan semangat disuguhkan makanan rumahan yang lezat.

Setelah membantu di dapur dan makan pagi, Chandni melatih anak-anak melakukan latihan tarian dasar sambil berlatih nada solmisasi India. Mereka berkumpul di halaman samping sanggar. Ada teras serupa panggung kecil di sana yang digunakan untuk anak-anak berlatih atau bermain.

Anak-anak yang masih belajar usianya bervariasi antara 3 sampai 12 tahun. Mereka duduk bergerombol menghadap Chandni, menirukan suara nyanyiannya.

Di India, sistem musik 7 not terwujud dalam bentuk sargam. Urutan notnya adalah: sa, re, ga, ma, pa, dha, dan ni.

Sebagai pemanasan mereka menyanyikan sargam merdu seperti yang dicontohkan Chandni.

“Sa sa re ga ma ga ma ga ma re sa, sa sa re ga ma ga ma ga ma re sa ....” (*)

Jika sudah bisa mengikuti irama yang perlahan, irama berikutnya akan ditingkatkan lebih cepat dan lebih beragam.

“Dheem ta dheem tanana dere na
Dheem ta dheem tanana dere na
Dha ni sa ma, sa ga ma dha, ni dha ma ga pa
Ga ma pa sa sa, ga ma pa ni ni
Ga ma pa ni dha pa ma ga re ga ma dha pa
Re ma pa dha ma pa ni ni dha pa ma pa ga ma re sa ni sa re re ma ma pa pa dha dha ma ma
Ni ni ni re sa ni dha ni dha pa ma pa dha ni dha pa ma ga re ga re sa ni sa re re ga.” (**)

"Chandni, bagaimana kau bisa menyanyi begitu merdu?” celetuk seorang anak. Chandni tersipu-sipu, nyaris membuyarkan keseriusannya mengajari anak-anak.

"Chandni, bagaimana kau bisa menari begitu indah?” imbuh seorang lagi.

"Chandni, bisa kau tunjukkan tarian terhebatmu?”

Anak-anak mulai bicara omong kosong dan menimbulkan kecurigaan Chandni. Sebagai anak yang sering membuat alasan mangkir, Chandni paham anak-anak itu berusaha mengacaukan latihan.

"Berhenti membicarakan tentang aku!" gerutu Chandni. Wajah anak-anak langsung cemberut. Chandni  memasang wajah berseri-seri dan berseru riang. "Latihan sungguh-sungguh, sebagai balasannya aku akan membuatkan kalian Ladoo. Bagaimana? Kalian suka?”

Ladoo adalah manisan yang tampilannya mirip onde-onde Indonesia. Hanya saja Ladoo disajikan dengan kuah gula atau disajikan kering dengan taburan kacang pistachio. Ladoo sangat kenyal dan lembut, sehingga jika dikunyah langsung lumer di mulut.

Play In Darkness 2: The Beginning (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang