[END] Sick Beauty Sister Dressed As A Villain

50

   Semuanya akan berhasil.

    Pengetahuan Lu Nian di bidang ini selalu sangat dangkal, dan dia tidak memiliki pengalaman praktis, tetapi dia dapat memahami arti dari kata-kata ini. 

    Telanjang, dialog antara orang dewasa. 

    Dia tiba-tiba berpikir bahwa mereka telah lama berciuman, ketika dia baru saja lulus SMA, di hotel di Kota Nanqiao, dia hanya menciumnya dengan berani dan sembrono. Berciuman kembali ... 

    wajah memerah di luar kendali. 

    Situasi tampaknya bergeser ke arah yang hampir kehilangan kendali.

    Dia melangkah mundur, mencoba memperlebar jarak di antara mereka, tetapi tiba-tiba dia bertemu dengan benda dingin di belakangnya, dan kemudian terdengar suara yang tajam. 

    Botol kaca tersusun bunga yang berdiri di samping pintu masuk jatuh, jatuh ke tanah, dan langsung pecah ke tanah. 

    Lu Nian, "..." 

    Terak kaca pecah di kaki mereka, berkilau dan bersinar tajam. 

    Dia berhati-hati, mencoba menghindari terak kaca, dan berbisik, “A, aku akan mengambil sapu.” 

    Hanya untuk menjauh darinya, dia benar-benar tidak bisa tinggal lebih lama lagi. 

    Tanpa mengambil beberapa langkah, tubuhnya tiba-tiba menjadi cerah, dan dia dipeluk oleh orang-orang di belakangnya. 

    Lu Nian sedikit tercengang, dengan telinga merah, dan menepuk pundaknya yang lebar, “Apa yang ingin kau lakukan.” 

    “Aku akan melakukannya.” Suaranya masih sedikit bisu, dan matanya tertunduk, tidak dapat melihat ekspresinya dengan jelas. 

    Lu Nian canggung dan terbiasa menjadi wanita tertua, dan dia benar-benar tidak tahu bagaimana menangani ini. 

    Dia diletakkan di atas sofa, Lu Nian duduk di sofa, mengawasinya tanpa suara, dengan rapi merapikan sisa-sisa botol kaca. 

    “Hari-hari ini, jangan bertelanjang kaki di rumah.” Pemuda itu berdiri tegak, tanpa ekspresi di wajah Qingjun, dan meletakkan lengan bajunya yang digulung. 

    Lu Nian, "..."

    Ruang keluarga ditutupi dengan karpet wol yang hangat dan tebal, jadi terkadang dia pergi begitu saja dengan memakai kaos kaki untuk kenyamanannya, dia tidak suka memakai sepatu di rumah. 

    Ketika dia mengatakan ini, Lu Nian tidak bisa membantu tetapi melirik dirinya sendiri. 

    Dia hanya memakai kaos kaki wol, kakinya sangat kecil, pergelangan kakinya juga ramping, dan setiap jengkal kulitnya bersih dan lembut. 

    Dia tidak bisa membantu tetapi meringkuk jari kakinya, hanya merasa sangat tidak nyaman dengan matanya, dan berbisik, “Oh.” 

    Setelah hal seperti itu, suasana ambigu sebelumnya sebagian besar telah menghilang. 

    Masih terlalu dini, Lu Nian kembali ke kamar tidur.