Bab 10

578 71 68
                                    

Assalamualaikum, teman-teman🤗
Sebelum kalian lanjut membaca, ada yang ingin aku beritahu.

Beberapa part sebelumnya kalian sudah mengenal sosok Araya. Maka, satu part bagian ini, ada yang ingin aku kenalkan kepada kalian. Seseorang yang selama ini dikagumi oleh Araya.

Oke, lanjut, selamat membaca🤗

🍀🍀🍀

"Dasar kamu Nat, sok-sok an mau jadi super hero tapi sekalinya ngelibatin uang, langsung kamu minta sama papa." Lelaki paruh baya itu menggerutu sepanjang perjalanan. Karena ulah putra semata wayangnya yang tiba-tiba meminta uang lima juta untuk mengganti kerusakan mobil orang lain. Sedangkan mereka tidak mempunyai urusan sama sekali dengan kecelakaan itu.

Sedangkan sang putra hanya diam mendengarkan dan sesekali meringis pelan. Hingga tanpa sadar ia mengusap-usap daun telinganya.

"Pa, namanya juga buru-buru. Santai Pa, tabungan Nathan itu masih banyak, nanti aku ganti," ujarnya membalas. Sedangkan sang Papa sontak mendelik tajam.

"Kamu gak akan punya tabungan kalau Papa gak kasih kamu uang!"

Nathan tertawa, lelaki berusia 22 tahun itu menggeleng. Tak habis pikir papanya akan perhitungan soal uang. Padahal mereka merupakan keluarga kaya raya, cabang perusahaan mereka di mana-mana. Keluarganya sangat dikagumi dan dihormati. Lalu apa artinya uang lima juta, hingga harus diperdebatkan?

Karena kelimpahan harta yang mereka miliki justru tidak membuat mereka merasa jumawa. Dan kedermawanan sang papa lah yang berhasil membuat Nathan semakin mengaguminya.

"Dengar, Nath. Jangan terlalu boros soal uang. Meskipun kita punya kelebihan soal harta, karena sesungguhnya itu hanya ujian. Maka dari itu, gunakan uangmu untuk sesuatu yang bermanfaat. Bersedekah, salah satunya. Karena bersedekah itu salah satu ciri orang yang bertakwa."

"Pa, uang lima juta yang Nathan minta itu juga untuk nolongin orang. Kasian, Pa, masa anak SMA disuruh ganti kerusakan mobil lima juta! Kebangetan itu ibu-ibu Pa."  Nathan berusaha membela diri, ia hanya berusaha berbuat baik dengan mengikuti nasihat sang papa dalam menggunakan uang sebaiknya.

Dan bukankah menolong perempuan SMA itu juga merupakan suatu kebaikan? Lalu untuk apa dipermasalahkan?

Setelah mendengar penjelasan Nathan, akhirnya sang Papa  mengangguk menyetujui.  Karena ternyata, yang dilakukan oleh putranya itu semata hanya untuk kebaikan.

Kemudian, Nathan membelokkan stir mobil menuju pelataran kampus. Kampus yang mulai ramai dengan para mahasiswa yang akan mengikuti wisuda.

****

Gian Nathan Pranata, lelaki keturunan Jerman-Indonesia yang berusia 22 tahun itu, sedang dalam proses berbenah diri. Apalagi setelah ia mengalami proses perjalanan kehidupan yang tak selalu lurus tanpa belokan yang terjal. Jangan salah,  kegagalan cinta  juga sudah masuk dalam kehidupannya.

Rasanya runyam, membuatnya hampir marah akan takdir yang ia miliki. Hingga lupa, tentang apa arti dalam hidup ini. Tapi, Allah memang Maha Baik, Allah tak akan membiarkan hamba-Nya tersesat dalam limpahan dunia. Sehingga akan ada teman, yang setidaknya akan menjadi pengingat dalam kebaikan. Sehingga keistiqamahan akan mudah diraih.

Nathan bertemu dan mengenal sosok lelaki bernama Adnan Adarma sejak ia duduk di bangku SMA. Sosok santri yang ia kenal saat itu, ternyata berhasil mengajaknya melaksanakan salat ashar kala itu. Salat lima waktu, ibadah wajib yang jarang sekali Nathan melaksanakannya.

Jodoh Yang Dinanti √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang