28

70 3 0
                                    

Sesampai nya di rumah sakit Keana langsung dilarikan ke UGD.

"Maaf pak, buk sebaiknya tunggu disini saja" kata suster itu sebelum masuk kedalam UGD.

"Maaf maaf maaf" selalu itu yang diucapkan Davi.

Panji segera memeluk Davi dan berusaha menenangkan nya. Genandra sedari tadi tidak bisa diam, diri nya sangat khawatir akan keadaan Keana.

Dari kejauhan seluruh keluarga mereka berlari menghampiri anak anak mereka.

"Kenapa bisa seperti ini sih hiks" ucap Nana sembari menatap mereka yang sudah dia anggap seperti anak nya sendiri.

"Maafkan Davi ma" ucap Davi sembari berlutut dihadapan Nana. Nana segera memeluknya.

"Jangan seperti ini nak" ucap Nana.

Didalam hati Nana berdoa supaya sang putri bisa selamat, Nana belum sanggup kehilangan untuk yang kedua kalinya, sungguh tidak sanggup.

"Sebaiknya kita berdoa supaya Keana baik baik saja" ucap Windi bunda Genandra.

Gibran menghampiri sang putra yang sedang duduk bersandar kan tembok rumah sakit dengan kepala tertunduk.

"Istighfar Gen, berdoa semoga Keana tidak kenapa napa" Gibran menepuk bahu sang putra.

"Aku enggak sanggup harus kehilangan dia lagi yah, dulu saat dia pergi aku masih bisa bertahan karena dia berada di suatu tempat dan aman, tapi kali ini aku tidak akan sanggup untuk bertahan lagi aku enggak sanggup kalau yang memisahkan kami adalah allah" ucap Genandra dan semakin membuat pria itu ketakutan.

Windi segera memeluk sang anak dengan sangat lembut "jangan ucapkan kata kata itu nak, berdoa semoga Keana tidak kenapa napa" Windi mengelus punggu Genandra.

Genandra mempererat pelukan nya pada sang ibunda tercinta "aku takut bun"

"Istighfar nak Istighfar" ucap Windi menenangkan Genandra.

Sesaat kemudian pintu UGD terbuka "keluarga dari Nara Keana Aldis" panggil Dokter yang menangani Keana tadi.

"Saya ibu nya dok, bagaimana keadaan putri saya?" Tanya Nana khawatir.

"Begini buk, pasian saat ini sedang kritis ada pengumpulan darah di kepala pasien akibat benturan yang sangat keras dan itu harus segera kita ambil tindakan operasi" jelas Dokter itu.

"Lakukan apa saja dok asalkan putri saya selamat" ucap Nana memohon.

"Baik buk, kami akan lakukan sekuat yang kami bisa, kalau begitu saya permisi dulu" Dokter itu pun pergi.

"Silahkan kebagian administrasi untuk mengisi formulir nya" ucap suster itu dengan sopan.

"Biar Adam saja ma, mama disini saja" ucap Adam kepada mamanya.

"Titip mama ya Na" pinta Adam pada Sena istrinya.

"Iya mas"

.
.
.

Semua orang sangat cemas diluar sembari menunggu selesai nya operasi Keana.

Nana melihat kearah Genandra yang sangat acak acakan, ia menghampiri sang calon menantu nya itu.

"Gen" panggil Nana. Genandra yang merasa nama nya dipanggil mengangkat kepala nya, Nana bisa melihat betapa menyedihkan nya Genandra saat ini.

"Iya ma" jawab Genandra.

"Mama boleh minta tolong enggak?" Tanya Nana.

"Minta tolong apa ma?" Genandra segera berdiri dari duduk nya.

Pengorbanan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang