Pengorbanan [END]

30 (END)

Sebulan sudah Keana keluar dari rumah sakit, kini ia sudah kembali kerumah nya.

"Kea makan siang dulu terus langsung minum obat nya" ucap Nana yang baru saja masuk kedalam kamar Keana.

"Kenapa mama repot repot sih bawa kesini, kan Kea bisa turun kebawa" ucap Keana sembari mengambil nampan yang ada di tangan Nana.

"Enggak papa sayang, kamu kan masih belum pulih banget"

"Tapi kan ma kalau Kea diem terus di kamar badan Kea tambah lemes"

"Ya udah sekarang kamu makan dulu ini"

Nana menemani Keana sembari membersihkan tempat tidur anak nya itu.

"Kea Persiapan nya sudah final apa masih ada yang belum selesai?" Tanya Nana mengenai persiapan pernikahan Keana dan Genandra.

Ya saat di rumah sakit mereka kembali membahas tentang pernikahan mereka yang sempat tertunda saat Keana koma.

Mereka sepakat setelah Keana pulang dari rumah sakit acara pernikahan itu akan kembali di laksanakan.

Bagaimana dengan Panji dan Davi? Mereka juga ikut menunda pernikahan mereka, karena mereka ingin menikah di tanggal yang sama dan di tempat yang sama pula.

Itu memang sudah impian mereka sedari dulu, bisa dibilang ini menghemat budget tapi dekor dan konsep nya tetap menguras kantong dalam dalam karena mereka akan mengusung konsep kerajaan kristal garden yang dimana setiap sudut taman akan dihiasi kristal asli hand made, dan juga gaun yang akan di pakai mempelai perempuan akan bertaburan kristal.

"Mama tentang aja semua sudah siap kok, mama tinggal duduk manis" ucap Keana sembari menyuapi makanan ke dalam mulut nya.

Seketika pintu kamar Keana terbuka "Nena.. Cia mau main sama bang Lucas dan Kak Luwy ya" sahut Cia meminta izin ingin bermain bersama si kembar.

"Mau main dimana sayang?"

"Dirumah Newi" ucap
Cia. Newi itu kepanjangan dari Nenek Windi.

"Ya udah boleh, tapi hati hati ya minta pak Agus bantu nyebrang" pesan Nana.

"Oke Nena" saat Cia akan keluar dari kamar Keana, Keana langsung memanggil nya.

"Cia kok aunty di cuekin sih?" Tanya Keana cemberut.

"Eh iya Cia lupa" Cia segera menghampiri tante nya itu dan mengecup pipi Keana.

"Cia main dulu ya nty" Cia segera berlari keluar dari kamar Keana.

.
.
.

Siang pun berganti dengan gelap nya malam, saat ini lebih tepat nya di balkon kamar Keana sudah ada Davi disana mereka berdua duduk di atas ayunan itu sembari menatap langit malam.

"Inget enggak dulu di ayunan ini tempat kita berdua berbagi cerita, ntah itu seneng, sedih, marah, hahaha" ucap Davi mengenang masa lalu.

"Jangan lupa disini juga kita saling bilang kalau kita suka sama cowok cowok gila hahah" ucap Keana sembari tertawa lepas.

"Oh iya haha"

"Kea"

"Hmm" ucap Keana tanpa mengalihkan mata nya dari hamparan bintang di atas sana.

"Maaf dan terimakasih"

"Buat apa?" Keana menatap Davi.

"Maaf demi gue lu jadi harus berkorban dan terimakasih udah mau berkorban begitu besar untuk gue" ucap Davi tulus dan Keana memeluk sahabat nya itu.

"Oh ya gimana gaun lu? Udah final?" Tanya Keana.

"Udah, dan hasil nya sangat keren" ucap Davi semangat.