8

57 11 0
                                    

"PAPAA..." tarik Keana.

"Panggil dokter sekarang" sahut Gibran.

Adam segera berlari untuk memanggil dokter. Sesaat kemudia dokter pun datang.

"Mohon semuanya keluar dari ruangan ini" ucap suster.

"Papa." Panggil Keana.

Semua orang keluar dari ruangan itu.

"Mama" panggil Keana sembari memeluk mama nya dengan erat dan Adam juga memeluk mereka berdua.

Tidak lama dokter keluar dari kamar inap Kenta.

"Bagaimana dok suami saya?" Tanya Nana khawatir.

"Maaf ibuk segala upaya kami untuk menyelamatkan bapak Kenta telah kami keluarkan tetapi allah berkehendak lain, bapak Kenta sudah tidak ada lagi" jelas Dokter.

Bagaikan petir menyambar mereka semua.

"Enggak.. enggak pasti anda berbohong kan" ucap Nana yang sudah seperti ke hilangan kesadaran.

"KENTAAAAAAA" teriak Nana sambil menangis dengan sigap Adam memeluk erat Nana.

Keana syok saat mendengar penjelasan dokter tadi.

"Papa" ucap lirih Keana.

Nana yang sadar segara memeluk putri nya itu, bukan hanya dia yang hancur tapi Keana yang lebih hancur dari diri nya.

Nana memeluk erat Keana mencoba memberi kekuatan yang dia punya untuk Keana.

Semuanya yang ada disana merasa sangat kehilangan seorang sahabat yang mereka sayangi.

Gibran dan Erik sebagai sahabat Kenta merasa sangat kehilangan sosok Kenta.
Kenta yang urakan, Kenta yang jahil, Kenta yang suka bikin onar. Sekarang tidak ada lagi sosok itu bersama mereka.

Bagaimana dengan Devon? Dia berdiri disana dengan ekspresi yang tidak bisa diartikan.

Genandra, Davi dan Panji pun juga sedih atas pergi nya sosok Kenta, Sosok penyayang, sosok bijak sana, sosok jahil, sosok penghibur mereka disaat mereka sedang berkumpul.

Keana berlari masuk ke ruang inap itu.

"Papa.. papa.. bangun.. papa cuman tidur kan.. papa cuman capek kan.." ucap Keana sembari mengguncang tubuh kaku Kenta.

"PAPA BANGUN HIKS... PAPA BANGUN ....." teriak Keana.

"Papa marah sama Kea marah aja pa, pukul Kea pa pukul" ucap Keana sembari terduduk dilantai.

Adam segera memeluk adik nya itu.

"Dek ikhlas dek ikhlas" ucap Adam sambari mengelus punggung Keana.

"Papa bang.. papa marah sama kea"

"Enggak papa enggak marah sama kamu"

Nana menangis di pelukan Hanum, Windi dan Resta.

"Yang sabar Na" ucap Hanum.

Davi berjalan menghampiri Keana dan memeluk nya dengan erat.

"Lu kuat, gue tau lu pasti kuat, ikhlas Kea" ucap Davi.

"Semua salah gue Vi, gue yang salah disini" ucap Keana.

"Semua takdir" ucap Davi.

.
.
.

Di hari yang sama pemakaman Kenta di lakukan, semua ada disana tanpa terkecuali.

Keana termenung menatap nisan Kenta, air mata sudah tidak ada lagi yang keluar tapi jejak nya masih terlihat jelas disana.

Pengorbanan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang