16

40 7 0
                                    

Semakin lama mobil yang ditumpangi mereka menghilang dari pandangan Keana.

Keana melihat Panji yang masih melihat arah dimana mobil itu pergi.

Tiba tiba.....

Plak..

"WADAWW..... ANJIRRRR sakit geblek" Panji mengaduh kesakitan dan sekaligus mengupat pada Keana si pelaku kekerasan itu.

"Bodo amat gue kagak peduli! Sekarang gue tanya sama lu, ngapain lu ngasih nomor gue ke Genandra ha?!" Keana memasang wajah marah sembari melototkan matanya.

Mampus medusa bangun, alamat gue bakal di sate batin Panji takut.

"Ah itu ..itu.." sakin takutnya Panji sampai terbata bata bicara.

"Itu. Itu apa?!" Seru Keana lagi sembari berkacak pinggang.

"Kaborr......" Panji dengan langkah seribu kabur ke arah mobilnya dan langsung menancapkan gas biar terhindar dari amukan Keana.

"Malah kabur tuh dugong!" Seru Keana.

.
.
.

Saat ini Keana tengah bersantai di ruang keluarga ditemenin semangkuk besar popcorn sambil menonton film favoritnya.

Ini sudah seminggu setelah Genandra, Davi dan si kembar pulang ke jakarta Dan kegiatannya kembali seperti biasanya.

Si kembar selalu menghubungi Keana ntah itu via Telepon atau pun via Video call, untuk menceritakan semua kegiatan mereka kepada Keana.

Davi juga sudah mulai rutin mengobrol dengan Keana, ntah itu ngegibah atau sekedar menanyakan resep makanan.

Genandra juga sama selalu menghubungi Keana.

Kalau Panji jangan di tanya lagi deh, kagak ada yang spesial dari itu anak. Wkwk.

Drrrttt...Drrrrtt...

"Assalamualaikum Kea"

"Waalaikumsalam ma, kenapa?"

"Kamu lagi ngapain sekarang?"

"Lagi santai aja nih, mama lagi ngapain?"

"Mama lagi masak buat abang kamu sama keluarganya, mereka mau kesini katanya"

"Oo, hmm ma aku rencananya mau pulang minggu depan"

"Ha? Benaran kamu mau pulang? Alhamdulillah"

"Iya ma, tapi jangan kasih tau ke yang lain dulu ya"

"Okeoke, ya udah mama lanjut masak dulu ya, assalamualaikum"

"Ya ma, waalaikumsalam"

Keana tadi malam sudah memikirkan untuk pulang minggu depan, sudah sangat lama ia tinggalkan kota dimana dia di lahirkan dan dibesarkan.

Saat ingin ke dapur suara bell menghentikan langkah Keana untuk ke dapur.

"Siapa ya?" Keana bergumam sembari berjalan ke pintu utama.

Keana membuka pintu dan terlihat seorang cowok remaja di depan pintu rumah Keana sembari menenteng sebuah paper bag berlogokan toko cake yang cukup terkenal di bali.

"Bima, tumben pagi pagi kesini? Ada apa?" Tak biasanya Bima datang ke rumah Keana, karena biasanya remaja itu selalu menghampirinya ke kafe.

"Tadi aku udah ke kafe mbak cantik tapi ternyata mbak cantik lagi enggak ada di kafe, ya udah aku samperin ke sini aja"

Pengorbanan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang