12

60 10 0
                                    

Tidak terasa malam pun tiba, keana bersiap untuk pulang.

"Fan mbak pulang dulu ya nanti sebelum kafe nya tutup pastiin semua nya sudah benar benar clear, oke" ucap Keana kepada Fandi.

"Oke mbak" jawab Fandi.

"Ya udah mbak pergi ya, assalamualaikum" ucap Keana

"Waalaikumsalam, hati hati mbak" ucap Fandi dan Keana hanya mengangguk saja.

Saat sudah di depan Kafe Keana melihat seorang pemuda berjalan menghampiri nya.

"Hay mbak cantik mau pulang ya" ucap pemuda itu.

"Iya nih mau pulang" jawab Keana sambari tersenyum.

"Aku anterin ya mbak cantik" tawar pemuda itu lagi.

Sebelum Keana menjawab, tiba tiba dari arah belakang pemuda itu ada Panji menyela nya langsung.

"Sok sok an mau anterin Keana pulang, sekolah aja belum bener lu" ucap Panji sedikit meremehkan.

"Apaan sih lu! Ganggu aja!" Seru pemuda itu.

"Eh emang enggak ada sopan sopan nya nih bocah!" Seru Panji sembari berkacak pinggang.

"Sudah sudah, kenapa pada berantem gini sih" lerai Keana yang sudah pusing melihat ke dua orang ini yang selalu saja beradu bacot kalau ketemu.

"Dia duluan mbak cantik!" adu pemuda itu.

"Eh lu ya yang duluan!" Seru Panji tidak terima.

"Sudahh panji! Lu ini sama anak kecil masih aja di lawan"

"Bima Kamu pulang aja ya, mbak bisa pulang sendiri kok" ucap Keana meminta pemuda yang bernama Bima itu untuk pulang.

"Tapi aku udah bela belain nungguin mbak cantik di luar" ucap Bima kekeh.

"Eh Keana pulang nya sama gue, lu anak kecil sono pulang udah malam besok sekolah" usir Panji.

"udah, aku pulang sendiri aja" lerai Keana lagi dan berjalan meninggalkan mereka berdua.

"Lu si om, mbak cantik pergi tu!" Seru Bima kepada Panji.

"Enak aja gara gara gue!" Bales Panji.

"Au ah gue pulang aja, bye!" Ucap Bima dan pergi meninggalkan Panji sendirian di parkiran Kafe.

Panji melihat Bima berlalu meninggalkannya dengan mengacungkan jari tengah kepadanya, Panji hanya mengabaikannya.

Panji segera menyusul Keana dengan berlari karena sosok Keana belum terlalu  jauh.

"Kea, Keana tungguin gue" panggil Panji sambil berlari.

Keana yang merasa ada yang memanggilnya pun berhenti dan melihat Panji berlari kearahnya.

"Panji? Ngapain lu disini?" Tanya Keana saat Panji sudah ada di hadapannya.

"Ya buat nyusul lu lah" ucap Panji.

"Kan gue udah bilang kalau gue pulang sendiri aja" ucap Keana kembali melanjutkan jalannya.

Panji pun berjalan di samping Keana.

"Iya gue tau, tapi gue enggak akan tenang kalau ngebiarin sahabat gue ini pulang sendirian di saat gue bisa nganterin lu pulang dengan selamat" ucap Panji.

"Iya ya terserah lu" ucap Keana.

"Terus Bima gimana?" Tanya Keana.

"Pulang tuh bocah, emang bikin naik darah aja" ucap kesal Panji.

Pengorbanan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang