Pagi ini seluruh keluarga Keana tengah berkumpul Di ruang keluarga. Semalam Adam beserta keluarga kecilnya memutuskan menginap.
Suasana pagi ini sangat hangat yang Keana rasakan, suasana yang dia rindu kan selama di bali, tapi sayang di antara mereka sekarang sudah tidak ada sosok jenaka lagi. Hanya itu yang kurang diantara mereka.
Nana datang dari dapur sembari membawa cemilan di pagi hari, yap setelah sarapan mereka memang suka memakan cemilan, sebenarnya itu kebiasaan Kenta Papa meraka yang suka mengemil setelah sarapan dan itu menjadi rutinitas di keluarga ini.
"Hari ini rencana nya kamu mau ngapain aja Kea?" Sena istri Adam Abang Keana bertanya.
"Rencana nya sih enggak pengen kemana mana mbak, tapi aku udah terlanjur janji sama beberapa pemilik ruko yang ingin menjual tempat nya sama aku" Keana menjelaskan sambil mencomot kentang goreng yang barusan di bawa Nana.
"Wah, kamu mau buka cabang disini Kea?" Sena kembali bertanya.
"Sebenarnya aku buka disini itu sekaligus jadiin disini pusat nya, jadi yang di bali Fandi aku amanah kan, mbak" Keana kembali menjelaskan.
"Berarti kamu fix tinggal disini lagi dong, yesss aku ada temen" sorak Sena ke girangan.
"Terus rencana nya kamu mau buka dimana?" Adam yang kali ini mengajukan pertanyaan.
"Enggak jauh dari sini ada, di dekat kantor papa ada, di senayan juga ada, tapi aku masih survey bang belum fix dimana nya" Keana menyebut dimana saja lokasi yang akan dia survey.
"Kenapa enggak minta tolong sama Genandra aja?" Nana tiba tiba menyahut dan itu membuat Keana sedikit terdiam.
"Ah, segan ma kalau minta tolong sama Genandra, aku aja sendiri bisa kok" Keana menolak dengan alasan segan tetapi sebenar nya dia malu harus meminta tolong kepada Genandra.
Nana melihat anak nya itu dengan lekat, dia sudah hafal betul anak nya itu bagaimana.
"Kea, cobalah buka hati kamu lagi, yang dulu biar lah berlalu kamu udah saat nya bahagia nak" Nana tidak mau anak nya terus terusan begini, dan Nana tau masih ada Genandra di hati Keana seutuh nya.
"Iya Kea, kamu harus bahagia" Sena juga ikut menyemangati Keana.
"Kalau Genandra beneran jodoh aku pasti itu dia enggak akan kemana mana, itu yang selalu aku lafal kan dalam doa ku" Keana tersenyum "jadi kita biarkan aja seperti air mengalir"
Nana hanya mengangguk saja menuruti semua perkataan Keana.
.
.
.Saat ini Keana tengah berdiri di depan gerbang rumah bergaya American Moderen, rumah ini adalah rumah Keluarga Sanjaya, Rumah nya Genandra.
Saat masih memandangi rumah tersebut di luar pagar dari arah samping yang terdapat pos satpam keluar lah Pak Danang, satpam yang telah bekerja dengan Keluarga Sanjaya dari mereka kecil.
"Non Keana, wah sudah lama saya tidak melihat non, mari non silahkan masuk" Pak Danang sangat senang melihat Keana dan mempersiapkan Keana untuk masuk setelah ia membuka kan pintu gerbang.
Keana tersenyum kepada Pak Danang, orang yang sangat baik dan dermawan ini. Walaupun diri nya hanya seorang satpam tetapi ia selalu menyantuni anak yatim setiap hari.
"Non Keana sehat?" Pak Danang bertanya setelah Keana memasuki perkarangan rumah ini.
"Alhamdulillah sehat pak, bapak gimana sehat?" Keana menjawab pertanyaan Pak Danang dan juga bertanya bagaimana kesehatan Pak Danang.
"Bapak alhamdulillah sehat non"
"Pak, Genandra nya ada?" Keana bertanya dengan Pak Danang dengan sedikit gugup.
"Oh mas Genandra .." ucapan Pak Danang terputus saat tiba tiba ada yang bertanya kepada Pak Danang.
"Ada siapa pak?"
"Nah itu mas Genandra" Pak Danang menunjuk kearah teras rumah yang disana ada Genandra berdiri sembari menatap siapa yang berada bersama Pak Danang.
"Ini mas, ada non Keana mencari mas Genandra" kata Pak Danang.
Genandra sedikit memajukan kepala nya melihat apakah memang benar itu Keana yang mencari nya, dan ternyata benar itu Keana.
Genandra segera menuruni tangga teras menuju gerbang.
"Kea, ada apa?" Tanya Genandra, di dalam hati ada rasa senang saat melihat Keana dirumah nya.
"Hmm kamu ada waktu enggak? Soal nya ada yang mau aku ngomong sama kamu bisa?" Keana bertanya kepada Genandra.
"Bisa kok, ayo masuk bunda pasti seneng lihat kamu ada disini" Genandra berjalan beriringan bersama Keana, tapi sebelum itu Keana berterima kasih kepada Pak Danang.
"Iya non sama sama"
Saat sudah di dalam rumah Genandra langsung mengajak Keana ke ruang keluarga yang dimana ada Ayah dan Bunda nya disana.
"Assalamualaikum" ucap Keana.
"Waalaikumsalam"
"Eh ada anak bunda, ayo sini duduk sama bunda" Windi mengajak Keana duduk disamping nya.
"Bun, nanti ya soal nya Kea ada keperluan sama Genandra sebentar" tolak Keana secara halus. Dan itu membuat Windi senyum senyum sendiri.
"Oh ya udah silahkan, nanti bunda bawain minuman sama makanan nya" Windi segera berdiri dari duduk nya.
"Eh enggak usah bun, enggak usah repot repot" Keana yang melihat itu mencegah nya karena Keana tidak enak membuat Windi repot gara gara diri nya.
"Udah enggak papa, dan lagian kamu udah lama enggak kesini kan" Windi tetap kekeh ingin membuatkan sesuatu untuk Keana.
"Udah Kea biarin aja bunda mu itu melakukan keinginan nya" sahut Gibran.
"Makasih ya bun" Keana mengucapkan terima kasih kepada Windi.
"Iya sama sama, kamu ini kayak sama siapa aja sih Kea" Windi segera berjalan menuju dapur.
"Ayo kita bicara di taman belakang aja" Genandra mengajak Keana ke taman belalang rumah nya.
"Ayah kea ke taman belalang dulu ya, yah" pamit Keana, Gibran mengangguk mengiyakan nya.
Saat di taman Keana melihat sekeliling nya, tidak ada yang berubah disini.
"Masih sama" ucap Keana.
"Iya, semuanya masih sama tidak ada yang berubah" Genandra menjawab nya.
"Mau bicara apa emang nya?" Genandra bertanya kepada Keana.
"Oh iya, aku boleh minta tolong sama kamu enggak?" Keana sebenar nya masih ragu untuk meminta tolong dengan Genandra.
"Boleh, minta tolong apa emang nya?"
"Kan aku mau buka kafe juga disini dan aku masih bingung milih tempat yang strategis nya itu dimana, bisa bantuin aku enggak?" Keana menjelaskan kepada Genandra.
"Kamu nya udah ada opsi belum?" Tanya Genandra.
"Hmm udah sih, ada tiga orang yang menawarkan tempat nya ke aku tapi masih bingung" Keana memegang kebingungan dengan masalah ini.
"Lokasi nya dimana aja?" Genandra kembali bertanya.
"Di dekat sini ada, dekat kantor papa ada, sama di senayan juga ada, tapi belum aku survey sih kesana" ucap Keana.
"Ya udah kita survey dulu tempat nya, nanti gimana gimana nya kita bahas lagi nanti, terus kapan kamu mau survey nya?" Ucap Genandra dan bertanya kapan ingin di survey.
"Hari ini soal nya aku udah ada janji sama mereka" Ucap Keana.
"Oke, ayo kita pergi" Keana mematung melihat uluran tangan Genandra.
Genandra paham dan meraih tangan Keana dan tersenyum "kita mulai pelan pelan ya Kea"
Keana hanya mengangguk saja sembari tersenyum.
"Ayo" mereka pergi bersama.
☟
☟
☟050121
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan [END]
RomanceKe empat sahabat itu adalah dua pasang kekasih yang awalnya menjalani ke hidupan mereka dengan penuh kehangatan. Tapi siapa sangka kisah mereka yang awalnya baik baik aja menjadi berantakan karena satu diantara mereka melakukan sebuah pengorbanan. ...