Kita layaknya angin dan manusia. Bertemu tanpa menyapa. Terkadang pertemuannya pun memberikan kesan tidak mengenakan karena terkadang hadirnya tidak diharapkan.
🐣🐣🐣Gadis dengan pakaian kantor itu tampak anggun, terlebih rambut panjang hitamnya dia gelung rapi menambah keanggunannya. Gadis itu nampak berjalan anggun dengan heelsnya. Sesekali tersenyum pada karyawan lain yang tersenyum padanya.
"Selamat pagi, Bu Feisya."
Feisya Gauri Mahesa, nama gadis itu. Anak kedua dari pasangan Anya dan Devon. Gadis yang kini telah tumbuh dewasa, dua puluh tiga tahun umurnya saat ini.
"Pagi, Bu Cellin."
Cellin adalah salah satu rekan kerja sekaligus sahabat Feisya sejak SMA. Mereka sudah seperti saudara kembar karena dimana ada Feisya di situ ada Celline.
"Cerah amat, Bu, lupa nih sama rapat pagi ini?"
Mampus!
Feisya menepuk jidatnya. "Gila gue lupa!" pekiknya, "lo kenapa enggak bilang dari tadi sih?" dumelnya seraya mempercepat langkahnya.
"Ya lagian gue kira lo inget," jawab Cellin santai.
Daripada berdebat bisa membuang waktu, lebih baik Feisya segera bergegas menuju ruang rapat. Dia tidak lagi peduli dengan image nya sebagai wanita dengan cara berjalannya yang anggun karena yang terpenting saat ini adalah sampai di ruang rapat tepat waktu.
"Lho, Lho, kamu ngapain buru-buru?" Devon kebingungan saat melihat anak gadisnya yang kini terlihat tergesa-gesa.
"Aduh, Yah, gawat, aku ada rapat."
Devon mengangguk paham. "Yaudah, tapi kamu hati-hati. Awas nab—"
Bruk.
Terlambat, Devon terlambat mengingatkan putrinya karena lihatlah saat ini Feisya terjatuh karena menabrak seseorang.
"Hei, Anda tidak berniat menolong saya?" Feisya bertanya basa-basi karena yakinlah dia tidak ada niatan ingin ditolong pria yang ia tabrak, tetapi dia hanya ingin basa-basi supaya menetralisir rasa malunya. Sakitnya enggak seberapa, malunya itu lho.
Alih-alih menoleh pria itu justru menoleh ke arah lain, menghindari tatapan Feisya. "Maaf saya tidak bisa, dan lain kali hati-hati." Setelah mengucapakan itu pria itu bergegas pergi meninggalkan Feisya yang dibuat cengo sendiri. Sampai akhirnya sosok Devon, ayah Feisya, menolong putri kesayangannya.
Feisya akan selalu mengingat jika hari ini adalah hari tersialnya. Pertama, lupa jadwal rapat dan kedua dia bertemu pria aneh dan menyebalkan.
***
"Kamu tahu gak sih aku kesel banget sama tuh cowok. Udah mah keliatannya kayak om-om, belagu lagi. Coba ya kalau ada kamu, pasti aku suruh kamu sama dia boxing. Pengen nonjok sebenernya, tapi kayaknya tuh cowok sawan sama cewek, buktinya dia enggak mau natap aku lho, Yang."
Aldi Fahreza, sosok yang kini sedang berusaha mendengarkan keluh kesah Feisya. Aldi yang biasanya nampak antusias, kini tidak lagi seantusias dulu. Bahkan secara terang-terangan Aldi menghela napas tanda dirinya sudah bosan dengan ocehan sang kekasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adasya [ Complete ]
Fiction générale#GenerasiAgasaDKKTheSeries2 Bagaimana rasanya jika kalian harus merelakan kekasih kalian yang telah menemani kalian selama 5 tahun bersama dengan adik kalian sendiri? Di samping itu, di kondisi ingin menepi, justru kalian dipertemukan dengan sosok...