32 : Aldi Berhak Tahu

749 49 12
                                    


Semua akan terbongkar pada akhirnya, kita hanya tinggal menunggu waktu itu tiba.

🐣🐣🐣


"Fei, tahu gak kalau gue itu suka sama seseorang."

"Oh, ya? Siapa? Cerita, dong!"

Aldi yang masih mengenakan seragam SMA itu menatap lurus Feisya yang masih mengenakan seragam SMA juga tak lupa wanita itu tengah menikmati permen lollipop. "Cewek itu banyak yang suka sampai gue aja minder, Fei. Mana ceweknya cantik lagi. Gue yang kegantengannya hanya melebihi tiga puluh persen standar mah bisa apa."

"Gue juga lagi suka sama seseorang, Di."

"Hah? Serius? Siapa?"

"Orangnya lagi suka ke orang lain, tapi. Tit ati ah gue, sebel!" rutuk Feisya, bahkan dia melempar lollipop miliknya.

Feisya terkekeh mengingat kejadian itu. Tanpa mereka sadari, orang yang mereka sukai adalah mereka sendiri. Begitulah akibat mencintai dalam diam.

"Sebenarnya gue bego enggak sih? Pilihan gue salah enggak sih? Tapi jujur hati gue emang mantap milih Aldi, cuman dia yang bisa bikin gue bahagia, cuman dia yang bikin gue nyaman dan cuman dia yang bikin gue bisa ngerasain rasa suka ke orang."

Feisya menghembuskan napasnya, dia berdiri dan baru saja ingin masuk ke rumah neneknya langkah terpaksa terhenti kala dari arah berlawanan Algi muncul. Mereka saling tatapan, hanya bertahan beberapa detik sebelum akhirnya Algi yang memutuskan kontak mata itu dan pria itu kembali menunduk, seperti biasa.

"Bisa kita bicara?" tanya Algi memecah keheningan.

"Enggak!" jawab Feisya cepat.

"Saya tidak ingin ada kesalahpahaman."

"Terserah."

"Kamu bukan anak kecil, Sa! Sadar itu!"

Feisya menatap Algi dengan raut tak suka, dia benci Algi saat ini. "Lo juga udah gede! Umur lo jauh lima tahun dari gue. See? Siapa yang enggak sadar diri? Lo enggak sehar—"

"Saya datang ke sini karena undangan ayah kamu," potong Algi, pria itu menggeser tubuhnya agak lebih jauh lagi dari posisi Feisya berdiri, "saya tidak tahu jika kamu sedang melakukan panggilan video dengan Aldi. Asal kamu ingat, Aldi itu adik saya, saya tidak mungkin menyakiti dia, Feisya. Saya ceroboh memang, maafkan saya. Jika memang kamu perlu, saya siap menjelaskan ini pada Aldi. Sekali lagi saya minta maaf. Permisi," lanjut Algi seraya bergegas pergi dari hadapan Feisya.

***

"Ayah kenapa ngundang Algi ke sini?"

Devon menatap putri sulungnya, sepertinya ada yang tidak beres di sini. Wajah Feisya terlihat tidak bersahabat ketika membicarakan tentang Algi.

"Algi sendirian di Jakarta, ibunya lagi di Surabaya, yaudah Ayah undang aja, lagipula dia kan calon kakak ipar kamu, Kak," jawab Devon membuat Feisya membelalakan matanya. Devon sudah tahu jika Aldi dan Algi itu sodara?

"Ayah sudah tahu, Algi yang cerita," ujar Devon seakan tahu isi pikiran Feisya saat itu.

"Buat apa sih dia cerita ke Ayah? Dia caper?" tanya Feisya yang tak habis pikir. Untuk apa coba Algi cerita perihal keluarganya pada ayahnya?

"Kakak, kok gitu sih ngomongnya?" Itu suara Anya. Wanita itu datang dengan cemilan juga jus buah. Anya ikut duduk bersama mereka, tepatnya duduk di samping Devon.

Adasya [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang