29 : Baikan atau Balikan?

851 60 10
                                    

Terkadang kita gagal hanya karena kita tak mau mencoba karena yakinlah kita tak pernah tahu hasilnya jika kita tak pernah mencoba melakukannya.

🐣🐣🐣


"Hai, Feisya! Gue yakin sih lo pasti tahu siapa gue."

Aldi membaca tulisannya sekali lagi kemudian menggelengkan kepalanya. "Lah dikira si Feisya Mak Dukun apa, bisa nebak lo!" dumelnya seraya merobek kertas itu kemudian meremasnya dan melempar ke sembarang arah.

"Dear Feisya."

Lagi-lagi Aldi membaca ulang tulisannya kemudian mengernyitkan dahinya. "Apaan sih! Jelek! Emang si Feisya diary. Dear diary!" dumelnya lagi seraya merobek, meremas kemudian membuat kertas itu ke sembarang arah.

"Sekali lagi, Aldi. Lo harus bisa!" ujarnya menyemangati diri sendiri sebelum akhirnya pria itu menuliskan kata di kertas baru.

"Selamat pagi, Feisya. Ingat ya, pagi, bukan siang."

Aldi memijat keningnya. "Ya Allah, kenapa gue bego banget sih? Heh, Feisya itu udah gede. Dia tahulah kapan pagi, kapan siang. Gila, Aldi! Lo gila! Taulah gue emang enggak pandai ngasih surat."

Aldi bangkit dari kursi belajarnya, dia mondar-mandir tak jelas seraya melipat tangannya di dada.

"Aldi, ayo dong sadar! Ya kali, si Feisya suka sama lo. Feisya itu cantik, yang suka ke dia aja seabrak, mana tajir-tajir, cowok baik-baik, belum lagi otaknya melebihi standar. Lah, sedangkan lo? Hahaha. Penyakitan, orang tuanya enggak jelas dimana, cowok nekad pergi ke Jakarta dengan modal niat. Fix, lo harus sadar diri!"

Aldi mengangguk-anggukkan kepalanya. "Yo, sekarang mendingan lo tidur. Cuman di mimpi, kan, si Feisya bisa sama lo," ucapnya diakhiri senyum kecutnya.

Ziel: Dia dah suka sama lo sejak SMA, Fei. Dia selalu cerita tentang lo, makanya gue diem-diem video-in dia. Biasanya sih dipake buat ngeledek, tapi mungkin ini saatnya lo tahu, Fei. Dia emang gitu, gengsian, insecure, overthinking, dan negatif thinking. Gue juga enggak paham dia makhluk apa, tapi yang pasti dia sayang sama cinta banget sama lo.

Feisya terkekeh geli melihat sosok Aldi di video yang Ziel kirim. Dia ingat sekali, itu masih kelas sepuluh. Badan Aldi masih kurus, rambutnya gondrong dan acak-acakan. Akan tetapi, sungguh, Feisya tidak menyangka jika Aldi menyukainya sejak kelas sepuluh dan itu artinya sama dengannya, Feisya juga menyukai Aldi sejak kelas sepuluh.

"Lucu ya, Di, kita sama-sama diam-diam suka. Andai aja waktu itu aku bisa lebih ngasih clue ke kamu. Mungkin kita udah pacaran sejak SMA. Asal kamu tahu aja, Di. Cowok yang suka ke aku enggak ada apa-apanya di mata aku, tapi kamu, kamu segalanya. Kamu itu unik, bisa kocak, bisa datar, bisa dewasa, bisa manja, bisa jadi kakak, bisa jadi pasangan dan bisa jadi ayah buat aku," ujar Feisya dengan tatapan yang masih lurus menatap video yang Ziel kirim.

Jadi, selama ini mereka diam-diam saling mencintai. Sungguh, menggelikan, tetapi Feisya senang. Itu artinya, saat itu cintanya tak bertepuk sebelah tangan.

***

"Lo gila, hah?! Gila! Emang, ya, lo bego! Sodara gue bilang, dia yang setia banget nungguin lo! Bahkan sodara gue pernah lihat Feisya nginep di rumah sakit, dia cuman tidur di kursi tunggu depan ruangan lo. Pas sodara gue tawarin buat pulang dan biar sodara gue aja yang jaga, dia nolak. Dia mau jadi orang pertama yang lihat lo sadar!"

Adasya [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang