20 : Yang Sebenarnya

1K 75 8
                                    

Sebanyak apapun kesalahan orang tua kita, tetap dia adalah orang tua kita. Sosok yang menjadikan kita ada. Tanpa mereka, kita tidak akan pernah lahir di dunia. Maka, sayangi dan hormati keduanya, meskipun mereka terkadang mengecewakan kita.

🐣🐣🐣

30 Tahun Lalu ....

Indah Fatya Fahreza, seorang gadis cantik yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Jakarta.

Dia senang, sangat senang.

Namun, ada hal yang mesti segera dia sampaikan pada keluarganya yang baru saja sampai dua hari lalu dari Surabaya. 

"Ma, aku mau nikah."

Desti, sang mama dari Indah membelalakkan matanya. "Nikah? Sama siapa? Farhan belum lamar kamu, Sayang, dia masih di Singapura."

"Bukan sama mas Farhan, tapi sama mas Ali."

"Ali?"

Indah mengangguk. "Iya, Ma. Dia supir temanku. Dia pria baik. Dia menghormati seorang wanita. Dia mengajarkan aku islam yang lebih dalam lagi. Aku jatuh cinta padanya karena Allah."

"Bukannya Mama tak setuju, tapi bukannya kamu sudah berjanji akan sehidup semati bersama Farhan?"

"Memang, tetapi sejak bertemu mas Ali semuanya berubah, Ma. Aku cinta sama dia. Lagipula aku sama mas Farhan tidak pernah punya hubungan, hanya sekedar komitmena saja."

"Ta—"

"Aku mohon, Ma. Aku mohon."

Meskipun berat, Desti akhirnya merestui. Namun, tidak dengan sang kakak dari Indah. Pria itu tidak setuju karena dia tidak ingin adiknya hidup susah bersama seorang supir yang belum punya rumah.

Akan tetapi, restu sang mama sudah Indah kantongi. Jadi, pernikahan itu tetap berlangsung dengan wali dari kakak sang almarhum papanya yang memang sudah meninggal sejak dirinya masih SMP.

Indah menetap di Jakarta, dia bahagia bersama Ali, meskipun hidup sederhana, tetapi dia bahagia karena bersama Ali, semua terasa indah. Hidupnya lebih dekat lagi dengan sang Khaliq.

Tahun kedua pernikahan, akhirnya mereka dikarunia seorang bayi laki-laki. Sang mama menjenguknya kala itu, tetapi tidak dengan sang kakak yang memang masih kecewa dengan keputusan Indah yang memilih menikah dengan Ali.

Pernikahan mereka semakin berwarna sejak kehadiran bayi mungil ditengah-tengah mereka.

Sampai akhirnya tahun ke tujuh pernikahan mereka, masalah itu tiba. Saat itu, Ali dipecat karena lalai dalam menjalankan tugasnya sampai akhirnya ada sedikit kecelakaan yang melukai sang majikan. Bersamaan dengan itu, Indah yang sedang hamil tua mengalami sedikit masalah ketika akan melahirkan. Indah harus disesar dan biayanya tidak main-main. Uang tabungan mereka tidak cukup dan akhirnya Indah meminta bantuan pada sang mama. Namun, ada syaratnya.

Mama akan bantu kamu, tetapi mama mohon izinkan mama merawat bayi kamu. Mama ingin sekali punya cucu laki-laki, tetapi kamu tahu kan Masmu itu hanya punya anak perempuan dan kehamilan keduanya keguguran.

Indah dan Ali langsung menyetujui karena saat itu keadaan sangat genting.

Masalah kembali menerpa, Desti yang katanya janji hanya merawat selama satu tahun itu tidak kunjung mengembalikan anaknya.

Sampai akhirnya Indah menyusul sang mama ke Surabaya, tetapi sayang rumahnya kosong. Semua menghilang bak ditelan bumi. Tetangga mereka tidak ada yang tahu.

Adasya [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang