38 : Aldi Nikah, Yuk!

874 51 6
                                    

Jika itu yang kamu mau, aku lakukan. Karena pada dasarnya bahagianya kamu, bahagianya aku juga.

🐣🐣🐣

Sebenarnya posisi ini sulit bagi Algi. Dia tidak bisa menahan rasa sakitnya kala melihat orang yang dia cintai berada di dekat pria lain, tetapi dia tidak mungkin menghindari ini karena pria itu adalah adiknya, keluarganya, terlebih Aldi itu sedang sakit dan masa liburan seperti ini memaksa Algi untuk tetap di sini, meksipun kenyataannya berat.

"Lo suka ya sama Feisya."

Algi terlonjak kaget kala mendengar ucapan itu, tanpa dia melihat siapa pelakunya, dia tahu itu siapa.

"Santai kali kalau sama gue mah, Gi. Gue juga manusia, gue juga pernah suka sama seseorang," lanjut orang itu yang tak lain adalah Mayang.

"Jika memang saya menyukai Feisya, lantas apa urusannya dengan Anda?" Nada bicara Algi terkesan santai, pria itu memang tak nyaman dengan ucapan Mayang, tetapi yakinlah Algi tidak bisa memarahi seorang wanita.

"Enggak ada sih," balas Mayang diakhiri helaan napasnya panjang, "tapi kayaknya nasib kita sama," sambung Mayang.

Dahi Algi mengernyit. "Sama?"

Mayang mengangguk. "Mencintai orang yang sudah mencintai orang lain dan sudah dimiliki orang lain."

"Anda suka ke Aldi?"

Mayang mengangguk.

Sedangkan di ruangan Aldi, Feisya nampak tersenyum kala selang oksigen Aldi sudah dilepas. Kondisi paru-paru Aldi membaik, dokter bilang ini anugerah dari Allah, selain itu, ini juga jawaban dari doa yang selalu dipanjatkan keluarga Aldi selama ini dan tak lupa semangat Aldi untuk sembuh itu hal utama dari apapun itu semua kembali pada diri kita sendiri.

"Aku kira setelah kamu sadar, keadaan kamu memburuk."

Aldi tersenyum tipis. "Aku terlalu gegabah tadi, Fei, tapi sekarang aku sadar kalau itu salah. Aku tahu almarhum nenek enggak akan bahagia kalau lihat aku kayak tadi, kan?"

Feisya mengangguk membenarkan apa yang Aldi ucapkan.

"Sekarang aku sadar, aku enggak mungkin menghidupkan nenek lagi, tapi aku bisa menjaga apa yang udah nenek kasih ke aku. Jadi, aku bakalan ngelakuin itu."

Feisya tersenyum kemudian meraih tangan Aldi lalu dia genggam dengan erat. "Kamu bisa, aku yakin nenek kamu bangga punya cucu kayak kamu. Ada aku, Di. Aku janji sebisa mungkin aku bakalan nemenin kamu."

"Makasih ya udah mau nerima aku."

"Sama-sama Aldi. Aku sayang kamu."

"Aku juga sayang kamu."

Kemudian obrolan mereka berlanjut. Pembahasan mereka random. Apa yang ada di benak mereka, mereka ucapkan dan kemudian akan memanjang. Begitulah Aldi dan Feisya, mereka selalu bisa mencairkan suasana dalam kondisi apapun. Pasangan serasi, bukan?

***

"Restoran lo aman, Di. Pendapatan Alhamdulillah meningkat. Banyak karyawan juga yang berharap lo segera sembuh katanya kangen sama owner and head chef Agaza Resto."

"Gue enggak tahu harus ngomong apalagi sama lo, Ziel. Gue berterimakasih banget sama lo, ya. Lo udah mau gantiin gue selama gue sakit. Sampaikan makasih juga sama karyawan gue atas doanya. Alhamdulillah kondisi gue membaik, tapi gue perlu beberapa hari lagi di rumah akut dan tiga bulan buat terapi."

Adasya [ Complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang