Jika anda suka bisa tinggalkan jejak, agar saya semangat nulisnya.Terimakash!
©najenong
Di sinilah Jaemin berdiri, didepan gedung tinggi 18 lantai dengan tulisan besar HWA FOOD di depannya. Jaemin memasang senyum terbaiknya lalu melewati pintu kaca, tersenyum ramah pada siapa saja yang di temui nya seraya mengatakan selamat pagi.
Ruangan Jaemin tak buruk juga kesan feminim masih melekat di bilik nya, mungkin saja karna sekretaris sebelumnya seorang perempuan jadi beberapa catatan masih melekat di dinding bilik nya.
Jaemin merasa hari pertamanya bekerja lancar-lancar saja. Bapak Dirut yang ia pikir tua ternyata masih muda dengan wajah tampan dan senyum mempesona. Jika saja Jaemin perempuan pasti dia langsung jatuh cinta.
Itu semua tenang sebelum ketua devisi pemasaran masuk ke ruangan Direktur Utama.
Brakk!
Jaemin terlonjak kaget, ruangan Direktur yang hanya berdinding kaca terpampang jelas didepanya. Direktur Huang Renjun tengah murka menunjuk-nunjuk orang di depannya.
Pak Sehun segera meminta maaf sembari menunduk dalam mungkin tengah merenungi kesalahannya.
Saat Renjun menatap keluar matanya tak sengaja bertubrukan dengan manik bening sekretaris barunya yang tampak menganga. Ia menghela nafas lantas menggunakan tangan sebagai isyarat agar Sehun segera meninggalkan ruangannya.
Jadi kesan pertama yang Jaemin tangkap soal bosnya yaitu, galak.
"Apa ada pertemuan penting lagi hari ini?"
Jaemin segera mendongak menatap orang dengan penuh wibawa yang tengah duduk di kursi kebesarannya.
Muda dan kaya
Batin Jaemin menjerit ingin seperti itu juga.
"Tidak ada pak" Jaemin menjawab seadanya.
Renjun mengurut keningnya masalah perusahaan di tambah masalah pribadinya membuatnya tak terkontrol ingin meluapkan emosi kepada siapa saja yang di temui nya.
Tapi Renjun sadar ia harus profesional.
"Mau saya buatkan kopi pak?" Tawar Jaemin yang peka dengan atasannya.
"Boleh"
Lantas Jaemin pamit untuk undur diri.
"Umm Jaemin" panggil Renjun. Jaemin yang hendak membuka pintu segera berbalik.
"Iya pak?"
"Nanti sepulang kerja kamu ada acara?" Jaemin tampak berfikir lalu tersenyum.
"Tidak ada, kenapa ya pak?"
"Bisa temani saya makan malam?"
🐰🐰🐰
Jadi di kos ada dua pengangguran yaitu Jeno dan Chenle. Untuk Chenle dia sudah lulus kuliah lima bulan lalu. Sebenarnya Chenle bisa saja melamar kerja di manapun yang ia suka karna peluang diterimanya sangat tinggi.
Tapi Chenle lebih memilih menjadi bos dari pada menjadi anak buah bos di perusahaan. Ya bos kontrakan tak kerja tapi gajian.
Saat ini keduanya tengah makan di restoran entahlah kesambet setan apa Chenle berbaik hati mau mentraktirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benang Merah (Nomin)
Fanfiction[JENO x JAEMIN] Jeno harap jodohnya bukan pria! ⚠️ WARNING ⚠️ •ORIGINAL STORY ONLY ON WATTPAD!!!!!!! •Kalau mau ketawa harus mikir dulu •Kalau ga ketawa selera humor kita beda berarti :( •Banyak Typo, sebannyak dosa kita. •Boy X Boy! •Nomin lok...