Surendra dan buntutnya

10.7K 1.1K 147
                                    

Happy Eid Mubarak🙏


©najenong

Kepada semesta ku, sudah tugasku untuk membuatmu bahagia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kepada semesta ku, sudah tugasku untuk membuatmu bahagia. Binar matamu akan ku jaga agar tetap memandangku dengan penuh cinta.

Itu adalah janji tak terucap yang Jeno yakinkan pada dirinya sendiri, saat mengetahui ada sebuah kehidupan kecil dalam diri istrinya.

Jaemin dinyatakan hamil setelah lima hari mereka menikah, dokter bilang kandungannya menginjak usia tiga bulan tentu saja hal itu membuat semua keluarga gempar. Menikah baru lima hari yang lalu tapi sudah ada kehidupan berusia tiga bulan dalam perut Jaemin. Pak agung segera melayangkan bogem pada wajah tampan Jeno, sakitnya tak main-main karena berani menyentuh putranya tanpa ijin.

Dan kini Jaemin tengah mengandung anak kedua mereka, memang bapak satu ini begitu semangat saat masa kawin jadi jangan heran kalau buntutnya bakal panjang suatu hari nanti.

Dan kini Jaemin tengah mengandung anak kedua mereka, memang bapak satu ini begitu semangat saat masa kawin jadi jangan heran kalau buntutnya bakal panjang suatu hari nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jenhh u-udah!"

Jeno tak peduli, ia terus menggesek kepunyaannya pada bongkahan lemak milik Jaemin, Jaemin mengerang frustasi tanganya mencengkram kuat meja didepanya, Jeno memang kurang ajar menganggunya saat sedang memasak.

"Shhhh, Nana satu kali lagi ya" Jeno semakin menghimpit tubuh bulat istrinya, tanganya meraba, mencubit, bahkan meremas satu diantara dua.

"Jen! Aaakh sakit!"

Jaemin segera memberontak, dadanya sangat sensitif ia tak terlalu suka jika punyanya dimainkan seperti itu, Jaemin menghela nafas, berusaha memendam nafsu yang sempat muncul menatap suaminya penuh permohonan.

"Nanti malam aja ya?" Ucap Jaemin coba menawar, Jeno cemberut matanya menatap sebal pada istrinya.

"Nanti di ganggu bocil lagi"

"Enggak bakal"

"Janji ya?"

"Iya~"

"Hmmmm sharanghae..." Pekik Jeno senang segera mengecup bibir Jaemin, tadinya hanya kecupan tapi tangan Jaemin menahan tengkuk suaminya membawanya dalam ciuman panjang. Keduanya saling melumat satu sama lain bertukar cairan masing-masing, lidahnya tak akan berhenti menari berusaha saling mendominasi. Jeno mengeram saat nafsu yang tadi ia tahan naik lagi.

Benang Merah (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang