04. D

11.1K 1.7K 123
                                    

Typo is manusiawi. 😌




©najenong




Sebulan sudah Jaemin bekerja di sisi Huang Renjun dan itu membuat Jaemin merinding setiap waktu.

Jaemin kayak di istimewakan gitu dan dia tau. Contohnya ya saat beberapa karyawan melakukan kesalahan, Pak Renjun akan naik pitam bahkan memukul meja, melempar berkas, dan memberi tatapan mematikan. Tapi Jaemin yang pernah salah ketik nama Huang Renjun menjadi Huang Ronjun cuma di senyumin aja.

Jaemin juga pernah salah ambil berkas saat rapat dengan para investor, tapi si bapak cuma tersenyum maklum lalu menunda rapat selama beberapa menit dan itu suatu keajaiban yang pernah terjadi.

"Kayaknya pak bos suka deh sama lu" Kata Yangyang dari bagian HRD.

Jaemin tengah makan di kantin sama Yangyang, Winter, sama mbak Wendy. Mereka ngangguk setuju.

"Jangan gitu, gue jadi merinding anjim gue normal ya normal!" Sentak Jaemin lalu mengusap wajahnya frustasi asli ga nyaman banget lihat bosnya natap dia lembut gitu.

"Halah palingan nanti juga belok"

"Ga bakal ya mbak saya milih Winter aja dari pada pak Renjun"

"Pak Renjun ganteng lo masa ga mau?"

"Logika aja si mbak, misal ya Pak Renjun beneran suka sama saya trus yang atas siapa yang bawah siapa?" Ini yang Jaemin bingungin dia itu normal jika pun terpaksa menerima cinta pak Renjun ia bingung, Pak Renjun tu galak suka mengintimidasi lawan bicaranya cocok banget jadi seme tapi badanya kecil, sedangkan Jaemin dia merasa jantan banget ga lucu kalau dia di bobol.

Belum lagi berita kalau Pak Renjun itu dulu pernah batal nikah, Jaemin sungkan tau kalau nolak Renjun nanti ia kena pecat kayak Jeno sama sekretaris Renjun yang dulu. Iya mereka main api di belakang Renjun, itu sebabnya Jeno pengangguran abadi ga ada perusahaan yang mau nerima dia. Mungkin dia udah jadi black list di semua perusahaan karna ulah Renjun.

"Kamu yang bawah" Jaemin melotot, mbak Wendy gampang banget kalau ngomong.

"Aku itu pria paling jantan dari yang terjantan lo mbak"

"Wajah kamu manis cantik gitu lo, aku aja minder kalau berdiri satu tempat sama kamu" Ini kata Winter sudah 10 kali Jaemin mendengar kalimat itu.

"Aku ganteng gak cantik! Mantan aku aja ada tujuh di kampung!"

"Mereka jadi seme kamu?" Tanya Yangyang meledek, tanpa Jaemin sadari ia mencebikan bibirnya monyong beberapa senti bikin gemes orang di depannya.

"Mbak!"

Mereka cekikikan, lalu HP Jaemin bunyi panggilan dari Renjun ingin ia abaikan karna moodnya mendadak buruk gitu lihat namanya tapi ia ingat ia lebih sayang sama pekerjaannya.

"Halo pak?" Jaemin mengisyaratkan manusia di depannya untuk diam.

"..."

"Sekarang pak?"

"..."

"Tapi saya masih makan pak"

"..."

"Baik pak"

Jaemin segera merapikan pakaiannya mengabaikan tatapan orang-orang di depannya.

Renjun meminta Jaemin segera datang keruangannya, Jaemin membuka pintu kaca itu pelan mendapati Renjun yang tengah mengobrol dengan ponsel di gengaman pria Huang.

Saat mata Renjun melihat Jaemin, dia dengan segera menutup panggilan telponnya berdiri menghampiri sofa berbentuk L di pojok ruangan menepuk sofa agar Jaemin duduk di sebelahnya.

Benang Merah (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang