13. M

8.8K 1.5K 101
                                    

M = Mature!!













Canda mature

:)





©najenong





Keributan segera berakhir saat Taeil datang, lalu berbagai macam pertanyaan dilayangkan orang-orang untuk Jeno. Jeno memilih bungkam lalu mengurung diri dikamar.

Sedangakan Jaemin, pria manis itu tetap bungkam meskipun berbagai makian di lontarkan Jeno untuknya. Mungkin saja Jeno tengah marah karna lamarannya di tolak makanya butuh pelampiasan, dan Jaemin orangnya. Tapi jika menyuruh Jaemin mati Jeno benar-benar keterlaluan. Orang tuanya saja bekerja keras untuk menghadirkan Jaemin ke dunia, tuhan saja menyayanginya, siapa Jeno yang menyuruhnya mati? Dia hanya pemuda kemarin yang tak tau diri.

Di kasih hati malah minta Jantung!

Benar-benar tak tau di untung!


Pagi-pagi sekali Jaemin segera mengemasi beberapa pakaian yang ia butuhkan lalu pergi, meninggalkan rumah Chenle yang menjelma sebagai kos itu dengan berbagai kenangan pait untuk dirinya.

Bukan menyusul Jisung, tapi pulang. Benar-benar pulang ke kampung. Sebenarnya Jaemin males pulang, kalau Jaemin pulang ke rumah Bapak pasti udah nunggu di depan pintu dengan celurit yang di sembunyikan di balik punggungnya. Jika bukan karna Emak yang menelpon malam-malam bertanya kenapa tidak pulang? Padahal sudah libur akhir tahun. Jaemin tak mau pulang tapi kelakuan Jeno tadi membuatnya semangat untuk pulang.

Mending kena marah Bapak dari pada adu bacot sama si Jenong itu.

Setelah tiga jam perjalan akhirnya Jaemin tiba di gubuknya yang sederhana tapi penuh kehangatan dan kasih sayang.

Sederhana? Jangan percaya deh.

Bukannya lewat pintu depan, pemuda manis itu berjalan mengendap-endap ke pintu belakang. Masih pukul setengah tujuh, biasanya emak masih masak di dapur.

Clek

"Mak~" rengek Jaemin.

Wanita setengah abad itu segera menoleh, tersenyum lebar lalu mengangkat daster yang ia kenakan untuk berlari kecil menghampiri anak tengahnya.

"Bapak udah bangun?" Bisik Jaemin takut-takut.

"Bapak baru aja keluar bawa kopi" Jaemin bernafas lega, itu berarti ia masuk di waktu yang tepat.

"Kenapa pulang waktu subuh emang ga dingin?" Ibu Yuna, Emak Jaemin segera meraih jaket Jaemin lalu menuntun putranya untuk masuk ke dalam.

"Dah biasa"

"Bentar, Mak mau manggil bapak. Nanti kalau bapak kebelakang kamu cepet lari ke kamar" Jaemin ngangguk patuh, ia segera ambil posisi sembunyi di samping kulkas.

"Bapak!" Panggil Yuna menggelegar.

"Dalem" suara berat bapak Jaemin segera menyahut, tak lama derap langkah kaki terdengar. Jaemin tanpa sadar menahan nafas.

"Tolong pasangin gas lpg, hehehe"

Jaemin segera lari ke kamarnya, kurang beberapa langkah lagi tapi jerit tawa seseorang menghentikan langkahnya.


"ONNNAAAA!! PULANG! HIHIHI"


tuyul sialan!





✨✨✨








Benang Merah (Nomin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang