Suara dentumam musik menggelegar kencang menusuk telinga. Banyak orang berjoget di lantai dansa. Memakai pakaian kurang bahan, dengan segelas wine yang ia genggam dalam gelas. Berjoget, berdansa, minum, bahkan melakukan hal tak senonoh tanpa malu.
Hazel menenguk wine nya hingga tandas, sebotol wine yang ia pesan kini tinggal sisa setengah dan Hazel masih tenang-tenang saja, tidak terlalu mabuk alias masih sadar. Pelayan bar pun heran, pasalnya wine yang Hazel minum memiliki kadar alkohol yang lumayan tinggi. Walaupun berbeda jauh dengan whiskey, tetap saja itu cukup tinggi untuk perempuan seperti Hazel. Dan biasanya para wanita langsung tepar begitu saja.
Hazel duduk di meja bar, sendirian hanya ditemani minumannya. Pandangannya menelisik memperhatikan banyak orang yang sedang bersenang-senang. Ia tidak peduli, tidak tertarik sama sekali. Hazel hanya ingin berkunjung kemari.
Seorang pria datang menghampirinya, sepertinya ia berniat menggoda Hazel. Tangan pria itu meraba bahu polosnya yang tidak tertutup apapun. Hazel mengenakan dres diatas lutut yang sangat pas di badannya. Membuat dres itu menampilkan lekukan tubuhnya yang mampu membuat pria mana saja tergoda olehnya.
"Hai cantik."
Tidak ada tanggapan darinya, Hazel tidak mempedulikan pria itu, ia masih anteng meneguk wine nya seolah itu adalah minuman yang paling enak saat ini.
Tangan pria itu mengusap punggungnya, ia tersenyum smrik sembari menjamah tubuh Hazel. Tidak terlalu tua dan dewasa, dilihat dari wajah dan penampilannya sepertinya ia berumuran 25–27 tahun?
"Berhentilah menyentuh tubuhku, aku bukan jalang."
Ujaran dengan tatapan tajam Hazel membuat pria itu menghentikan aksinya. Dia mengambil tempat di sebelah Hazel dan duduk disana, ikut memesan minuman beralkohol dan meneguknya tepat di samping Hazel.
"Aku baru melihatmu, kau orang baru ya?" tanya pria itu.
"Bisakah kau diam? Sangat mengganggu!"
"Berani ya kau!!"
Pria itu menarik tangan Hazel kasar sampai akhirnya Hazel berdiri dengan tatapan nyalangnya. Menghempas tangan pria itu yang mencengkram tangannya.
"Jangan membuatku marah!" teriak Hazel. Raut wajah itu benar-benar memberitahu kalau ia kesal, Hazel benar-benar merasa terganggu.
"Kenapa? Aku tidak akan takut dengan bocah ingusan sepertimu," jawabnya.
Hazel tersenyum smrik, sepertinya pria ini salah memilih lawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA. J.
Teen FictionPLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! ---- Ini tentang Bumi Erlangga. J., si penyuka kopi, dengan gadis susu stroberi. Menjadi ketua geng XAVIERUS dan dekat dengan gadis itu diluar kendalinya. Semuanya seolah sudah di rencanakan semesta. Tapi sebentar, g...