....
Rumah yang telah lumayan lama tidak berpenghuni itu kembali terisi oleh pemiliknya. Keadaannya masih sama seperti saat beberapa waktu lalu mereka tinggalkan. Bahkan bercak darah itu mengering diatas lantai.
"Ma, mama yakin tetap mau tinggal disini? Gimana kalo misal cowok itu temuin kita?"
Sang anak bertanya pada sangat ibu dengan raut khawatir. Bukan apa, mereka bahkan berada disini sekarang karena berhasil melarikan diri dari sekapan lelaki yang mencampuri urusannya. Tidak, bukan sekapan. Lebih tepatnya intai-an mereka. Selama itu Erlangga mengintai dimana keberadaannya, dan selalu membuat kekacauan untuk membuat dirinya tidak tenang.
"Aku bisa sewa apartement untuk kita, lagipula papa masih kasih kita uang nafkah kok. Rumah ini udah gak aman mah."
Sang ibu menghela nafasnya lelah. Sebetulnya ia cukup lelah dengan semua ini. Hatinya ingin menerima keadaan yang bahkan sudah berlalu terlalu lama itu, tapi pikirannya kadang masih tidak terima mengingat betapa jahatnya takdir padanya saat itu. Pun ia memikirkan anak semata wayangnya yang juga masih tidak terima dengan semua yang terjadi.
"Ma, tolong pikirkan baik-baik. Aku gak mau tinggal disini," pintanya.
Ratih tersenyum samar, menatap putrinya yang tengah memohon itu.
"Bantu mama beresin ini semua, setelahnya mama akan omongin ini ke papa kamu tentang tempat tinggal baru."
Sang ibu pergi dari sana menuju kamarnya. Ghiska menatap kekacauan yang terjadi berapa waktu lalu. Sudah lumayan lama ia pergi dari sini, debu bahkan pecahan-pecahan itu masih ada berserakan. Entah bagaimana nantinya, yang jelas dirinya tidak akan mau tinggal disini lagi.
Pikirannya tertuju pada sang adik. Ah tidak, bahkan menyebutnya sebagai adik pun Ghiska tidak pernah rela. Ia tidak menginginkan sosok itu ada bahkan hidup didunia. Ghiska Naratama, akan selalu dan selamanya menyimpan dendam dalam lubuk hatinya.
"Gue akan buat lo menyesal karena lahir kedunia Hazel."
....
Berbaring di kasur kesayangannya adalah pilihan yang tengah Erlangga lakukan saat ini. Setelah mendapat wejangan dari sang ayah akibat balapan waktu lalu, ia diberi peringatan oleh ayahnya. Yap, ayahnya tau kalau Erlangga dan Hazel balapan. Walaupun Hazel yang mengajaknya waktu itu, tapi tetap saja Erlangga kena salah apalagi dia laki-laki. Mamanya juga ikut berkomentar, dan Erlangga tidak menyanggah karena ia rasa memang salah.
Notifikasi yang berasal dari ponselnya tiba-tiba ramai tedengar. Grup inti Xaverius yang tak lain berisi ia dan keempat teman gilanya itu tiba-tiba memiliki banyak pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA. J.
Teen FictionPLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! ---- Ini tentang Bumi Erlangga. J., si penyuka kopi, dengan gadis susu stroberi. Menjadi ketua geng XAVIERUS dan dekat dengan gadis itu diluar kendalinya. Semuanya seolah sudah di rencanakan semesta. Tapi sebentar, g...