Asap yang berasal dari hembusan nafas lelaki itu terbang mengudara terbawa angin. Udara malam yang kali ini lumayan sejuk membuatnya memilih untuk duduk di balkon ditemani sebungkus batang nikotin dengan kopi hitam hangat kesukaannya.
Erlangga menghembuskan kembali nafasnya, membuat asap itu kembali mengudara. Jika kalian berfikir Erlangga tidak merokok kalian salah, cowok itu memang bukan perokok aktif tapi sesekali saja jika pikirannya tengah penuh.
Setelah kejadian kemarin malam Erlangga menjadi takut meninggalkan Hazel sendiri. Bahkan rasanya ia sangat khawatir walaupun hanya meninggalkan cewek itu untuk berangkat sekolah atau membeli makanan. Keadaannya yang sedang tidak baik membuat Erlangga dirundung ke khawatiran.
Malam setelah kejadian itu, Erlangga dengan cepat menelpon ibunya dan dokter yang sering menangani keluarganya. Ia benar-benar takut dengan keadaan Hazel yang bisa dibilang cukup parah. Beruntungnya kali ini Hazel bisa kembali normal walaupun sangat kelelahan. Cewek itu bahkan sampai sakit demam sampai saat ini. Hazel sempat muntah-muntah pada saat ia sadar, itu efek dari minuman beralkohol yang ia minum juga semalam. Lemas, demam, meriang, bahkan sesekali dia mengigau, membuat Erlangga tidak berani meninggalkannya sendirian.
"Bumi..."
Panggilan dengan suara khas bangun tidur itu mengintrupsi Erlangga. Hazel berdiri di pintu menuju balkon hendak menghampirinya.
"Tunggu disitu, gue lagi ngerokok."
Merasa ucapannya diabaikan saja oleh Hazel yang malah semakin mendekat kearahnya membuat Erlangga membuang rokok nya ke lantai dan menginjaknya agar padam. Tenang saja ia mengenakan sendal, kok.
Uluran kedua tangan Hazel membuat Erlangga langsung berdiri dan memeluk gadis itu. Ia mengusap lembut pucuk kepala Hazel juga punggung gadisnya. Suhu hangat pada tubuh yang ia dekap itu masih sangat terasa.
"Bau rokok," ucap Hazel.
"Iya, tadikan udah bilang jangan kesini gue lagi ngerokok," katanya.
Hazel melepas pelukannya, menatap Erlangga dengan mata sayunya yang kemerahan. Benar-benar seperti orang sakit.
"Kenapa ngerokok?" tanya Hazel.
"Pengin aja, kenapa bangun?"
"Haus, badan gue panas semua tapi dingin, pengin minum terus."
"Ayo kedalam lagi, gue ambilin minumnya."
Erlangga membawa Hazel kembali kedalam, menidurkan cewek itu di kamar dan mengambil air minum sesuai permintaan gadis itu. Hazel yang sedang sakit benar-benar berubah. Tidak ada Hazel yang garang, judes, galak, hanya tersisa Hazel yang manja sekarang. Bahkan jika dipikirkan dengan keadaan yang sedang seperti ini, Erlangga masih tidak menyangka jika Hazel seorang gadis pembalap malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA. J.
Teen FictionPLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! ---- Ini tentang Bumi Erlangga. J., si penyuka kopi, dengan gadis susu stroberi. Menjadi ketua geng XAVIERUS dan dekat dengan gadis itu diluar kendalinya. Semuanya seolah sudah di rencanakan semesta. Tapi sebentar, g...