happy reading!!
....
Sebuah rumah yang menjadi tempat berkumpul Xaverius terlihat lebih ramai dari biasanya. Anggota nya tidak semua hadir, hanya saja hari ini anggota inti Xaverius itu hadir dengan lengkap. Erlangga, Benua, Selat, dan Arsa hendak membahas sesuatu yang sedari kemarin mereka kerjakan.
Erlangga memasuki ruang privasi yang biasanya hanya ia yang boleh masuk. Bahkan ketiga temannya pun belum pernah masuk kedalam ruangan ini walaupun sudah berteman bertahun-tahun.
Hari ini Erlangga memutuskan untuk membahas semuanya tentang Hazel sampai tuntas. Benua bilang ia sudah menemukan informasi yang lumayan lengkap tentang gadis itu. Dibantu oleh kepercayaan keluarganya, semuanya berjalan lancar. Hanya membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk mencari semua informasi itu, keahlian Benua sudah tidak diragukan lagi.
Hazel masih berbaring di rumah sakit dengan keadaan yang belum juga sadarkan diri. Dokter bilang Hazel bisa saja bangun dari kemarin, hanya saja gadis itu trauma. Erlangga meminta mamanya untuk datang ke rumah sakit dan menemani Hazel, ia tidak tega jika harus meninggalkan Hazel sendirian. Dirinya juga meminta tolong kepada anggota Xaverius yang sedang tidak sibuk untuk berjaga disana, takut-takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi secara tiba-tiba.
Erlangga, Selat, Benua, dan Arsa memasuki ruangan itu. Satu hal yang membuat mereka kagum saat masuk kesana selain desain ruangannya adalah banyak nya senjata tajam yang berjejer rapih didalam lemari kaca. Ketiganya tidak pernah menyangka kalau Erlangga menyimpan senjata ini semua. Pistol, pedang, pisau dengan ukiran indah, basoka, dan banyak macam senjata lainnya.
"Ga... ini semua__"
"Iya punya gue. Bokap dan Kakek gue kasih semua barang-barang ini ke gue. Gatau, turun-temurun kali," jawabnya santai.
Mereka hendak membahas barang-barang itu lagi, tapi mereka urungkan kala melihat Erlangga sudah duduk di sebuah kursi yang ditengahnya ada sebuah meja bundar. Kursi-kursi itu terletak mengelilingi meja, seolah memang sengaja di susun seperti itu untuk diadakannya rapat.
"Udah kaya pejabat nih gue duduk begini," kekeh Arsa. Sedangkan yang lain menatap sedikit bingung dengan Erlangga yang menampilkan wajah serius. Mereka tidak bodoh, berteman dengan Erlangga sudah bertahun-tahun membuat mereka mengerti kalau Erlangga benar-benar tidak main-main dengan perasaannya kepada Hazel dan dengan semua tindakannya.
"Gue rasa dua hari waktu yang cukup untuk cari tau informasi tentang kehidupan Hazel," ujar Erlangga.
"Gue udah dapatin iinformasi tentang kenapa Hazel ikut balapan waktu itu. Dari yang Alana ceritain, itu bukan kali pertama Hazel ikut balapan. Udah beberapa kali cewek itu ikut balapan dan dia memang mahir dalam hal itu. Relasi dia dengan anak geng motor juga lumayan banyak, tapi Hazel sama sekali gak ikut geng-geng-an begitu," kata Selat.
"Ryn juga bilang kalo Hazel ikut balapan gitu cuma kalo finansial dia lagi kepepet alias dia butuh uang banyak buat sesuatu, selain itu dia juga beberapa kali ikut balapan kalau dia lagi banyak pikiran," tambah Arsa.
Selat dan Arsa memang mengintrogasi kedua perempuan itu bersamaan. Mereka sengaja mendesak dua cewek itu untuk bercerita, dengan imbalan Arsa dan Selat akan mentraktir mereka aneka kue di toko langganan mereka.
"Sesuai dengan apa yang Selat dan Arsa bilang. Di bantu beberapa informasi yang lo kasih juga orang yang gue percaya untuk ngelacak tentang keluarganya, gue dapat beberpa informasi tentang Hazel. Lo bisa lihat di sini untuk lebih jelasnya." Benua memberikan flashdisk kepada Erlangga yang langsung diterimanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ERLANGGA. J.
Teen FictionPLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!!! ---- Ini tentang Bumi Erlangga. J., si penyuka kopi, dengan gadis susu stroberi. Menjadi ketua geng XAVIERUS dan dekat dengan gadis itu diluar kendalinya. Semuanya seolah sudah di rencanakan semesta. Tapi sebentar, g...