07. Darkness

362 27 20
                                    


Happy Reading dear✨

....

"Udah segitu aja?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Udah segitu aja?"

Diperjalanan tadi Hazel meminta Erlangga untuk berhenti sebentar di sebuah minimarket. Entah ada angin apa yang menerpa Erlangga, karena akhir-akhir ini dia selalu menuruti apa mau Hazel dan membiarkan cowo itu mendekati dirinya kapan saja.

"Udah kayaknya, kamu ada yang mau di beli? Kalau gaada tunggu di luar aja, aku mau bayar dulu," ujarnya. Hazel hanya mengambil sebuah susu kotak stroberi, eskrim rasa stroberi dan jagung juga satu bungkus mie instan pedas.

"Titip kopi ya, nih uangnya."

"Pake uang aku aja, sekalian."

"Gausah, simpen aja duit lo. Gue tunggu di mobil."

Erlangga keluar duluan dan memilih menunggu di mobil. Sebenarnya ia agak risih dengan tatapan orang-orang yang berada di tempat itu. Sedangkan Hazel langsung mengambil kopi siap minum dengan kemasan kaleng di dalam kulkas. Tidak usah ditanya kenapa Hazel tau, dia bahkan hafal berapa kali cowok itu meminum kopi.

Hari yang mulai gelap dengan matahari yang mulai terbenam membuat suhu udara menjadi lebih sejuk. Beberapa menit diperjalanan akhirnya Hazel dan Erlangga sampai di rumah Hazel. Erlangga benar-benar mengantarkan Hazel sampai rumahnya. Bahkan sampai Hazel masuk ke rumah itu Erlangga masih diam didalam mobil dan memastikan bahwa Hazel benar-benar sampai.

Saat hendak pergi dari rumah Hazel, suara berisik terdengar olehnya. Barang-barang yang seolah di lempar juga teriakan kencang Hazel yang di susul tangisan gadis itu. Erlangga yakin itu suara Hazel, dia sudah hafal betul.

Bukan maksud untuk menganggu privasi orang lain, tapi ia benar-benar penasaran dan khawatir. Erlangga turun dari mobilnya dengan tergesa-gesa, ia langsung berlari menuju pintu utama dimana Hazel masuk darisana tadi. Beruntung pintu itu tidak dikunci jadi Erlangga tidak perlu susah payah mendobraknya.

Erlangga memasuki rumah itu tanpa izin, urusan kesopanan biarkan jadi hal terakhir yang harus ia urus kali ini. Sampai di ruang tengah, betapa terkejutnya ia saat melihat keadaan yang sangat berantakan. Barang-barang bahkan pecahan piring memenuhi lantai. Yang paling mengejutkan, Hazel sudah tergeletak di lantai dengan darah yang merembas dari seragamnya

Seorang perempuan yang ia duga sebagai pelaku kerusuhan itu menatap ke arahnya sengit. Selain dia, ada satu perempuan yang kiranya umur mereka tidak terpaut jauh tapi dia masih diatasnya.

"SIAPA KAMU HAH?! TIDAK ADA SOPAN SANTUN KAMU MASUK KE RUMAH ORANG TANPA PERMISI!!"

Erlangga tidak menghiraukan teriakan itu, ia langsung menghampiri Hazel yang sudah sangat pucat diatas lantai. Punggung perempuan itu penuh darah, juga beberapa luka dibagian wajah dan tangannya.

ERLANGGA. J.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang