06. Teror

366 15 0
                                    

happy reading dear! ✨

.... 

Pagi ini, setelah kejadian malam itu dua hari yang lalu Hazel memutuskan untuk kembali bersekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, setelah kejadian malam itu dua hari yang lalu Hazel memutuskan untuk kembali bersekolah. Setelah dua hari ia izin untuk tidak masuk karena kondisinya, akhirnya gadis itu bisa kembali melakukan kegiatannya.

Hazel memasuki lapangan utama dengan santai. Rambutnya yang selalu tergerai di terpa angin sepoi-sepoi yang membuat beberapa helainya terbang.

Untuk masalah kepribadian ganda yang dimilikinya, ia sudah memberitahukan hal itu kepada Erlangga. Tapi tidak semua, hanya beberpa yang menurutnya bisa ia ceritakan. Namanya Giselle, dia sedikit beringas dibanding dirinya.

Teriakan sampai desas desus heboh terdengar jelas kala Xaverius memasuki lapangan utama Pelita Bangsa. Seperti biasa, decakan kagum serta pujian membanjiri mereka yang sebenarnya hanya lewat dilapangan utama. Hazel hanya melihatnya dari arah depan karena kebetulan ia berjalan lebih dulu dari mereka.

"Huhuw, suka nih, gue kaya gini. Seru juga jadi most wanted," Arsa berujar riang, ia sudah menebar senyumam kepada siapa saja yang ia lihat, karena memang sifatnya juga yang humoris Arsa juga banyak digemari orang.

"Gausah ge-er, lo cuma beruntung karena ada di jajaran Xaverius," kata Selat.

"Yaelah Lat, lo gak bisa banget ya liat gue girang sehari aja," kesalnya.

"Gue setuju, coba aja lo jalan sendiri gue yakin gaakan seheboh ini," timpal Benua.

"Gak usah ikutan ngatain gue lo beruk."

Erlangga hanya tersenyum tipis melihat kelakuan teman-temannya. Cowok itu memang sangat tenang, tidak julit, tidak sarkas, tidak berisik seperti Arsa. Berbeda dengan Selat yang mengintimidasi siapa saja yang berani mengusiknya, bahkan kata-kata yang terlontar dari mulut Selat mampu membuat orang sakit hati karena berani mengusiknya. Erlangga itu keterbalikan dari Selat.

Hazel berdecak sebal, ia sedikit menyesal karena datang bersamaan bersama Xaverius. Karena mereka ia harus mendengar decakan kagum dari siswi-siswi yang mengagumi Xavierus, dan itu terlalu berlebihan menurutnya. Ralat, Hazel tidak suka saat cewek-cewek di Pelita Bangsa ini berdecak kagum memandangi Erlangga-nya. Ya, sudah bukan rahasia lagi kalau Hazel menyukai Erlangga.

Hazel memilih untuk memakai earphonenya, berjalan lurus menuju kamar mandi untuk mengganti celana leging nya menjadi rok sekolah. Karena memang ia mengendarai motor kesekolah. Ia tidak mau beraksi sepagi ini untuk mendekati Erlangga. Apalagi setelah kejadian kemarin, rasanya sedikit canggung.

Tanpa Hazel sadari sebuah pot bunga berukuran sedang terjun dari koridor lantai atas.

Hazel yang memakai earphone dan berjalan lurus tanpa memedulikan sekitar tidak menyadarinya, tapi Erlangga yang berada tak jauh di belakangnya menyadari itu. Cowok itu berlari mengapai tangan Hazel dan menariknya. Tepat saat pot itu hampir mengenai kepala Hazel, Erlangga berhasil menarik cewek itu dan berakhir terjatuh kepelukan nya. Membuat seisi sekolah berteriak kaget karena hampir saja sebuah nyawa melayang pagi ini jika tidak ada Erlangga.

ERLANGGA. J.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang