[39]

3.8K 793 501
                                    

Play Mulmed
(SLANDER ft. Dylan Matthew - Love Is Gone)

⚠️Warning⚠️
Mungkin mengandung : 🌰🌰

...



Semua telah berubah sejalan dengan waktu. Orang bilang, hidup itu pilihan. Ketika hatimu merasa bahwa ada beban berat yang tak lagi sanggup kau pikul, pada akhirnya kau tetap harus memilih; entah itu pergi untuk mencari ketenangan diri atau justru tetap tinggal bertahan dengan segala rasa sakit yang mengiris hati.

Keadaan lebih baik dari sebelumnya akhir-akhir ini, tapi tidak sepenuhnya untuk Jennie. Ia menyembunyikan segalanya dibalik senyum dan tawa ceria, menutupi fakta bahwa ia memendam luka yang sejatinya tak pernah absen menghantam ulu hatinya. Pergi mungkin menjadi hal yang sejujurnya tak pernah terlintas dari pikiran Jennie sebelumnya. Dia pikir dia cukup kuat untuk menanggung kepiluan hatinya, tapi nyatanya tidak. Ia lemah dan ia memilih kalah dengan keadaan.

Jika pengandaian dapat dilakukan sekarang ini, mungkin Jennie akan berandai-andai bagaimana kehidupannya sekarang jika ia tidak bertemu dengan sosok Taehyung. Ia mungkin tidak akan merasakan cinta sepihak, tidak merasakan tangisan pilu menyesakkan di malam hari sebelum menyelam mimpi, tidak ada janji yang diingkari, dan tidak merasakan patah hati semenyakitkan ini. Tapi mungkin juga tidak. Sebab jika Taehyung tak pernah melarangnya berkencan dengan siapapun, Jennie mungkin merasakan segala hal itu berkali-kali.

Benar, setiap pertemuan memiliki porsi sendiri—sisi baik maupun sisi buruk.

"Suatu hari nanti, kau pasti menemukan bahagiamu sendiri. Entah itu cepat atau lambat, percayalah bahwa waktunya sudah disediakan oleh Tuhan untukmu." Adalah kalimat penenang dari Taeyong yang memberangkatkannya menuju rumah pagi-pagi sekali sebelum Taehyung bangun.

Jennie mengulas senyum, memeluk erat pribadi Lee yang telah menjadi tempat ia mencurahkan segala isi hatinya selama bertahun-tahun mereka mengenal. "Terima kasih," bisiknya penuh ketulusan.

Taeyong tersenyum kecil seraya mengurai pelukan. "Jaga dirimu baik-baik! Kau mungkin akan mencari jalanmu sendiri, tapi tetap harus ingat bahwa aku menanti kabar darimu di sini. Jika memang hendak memulai kehidupan baru dengan kontak dan sosial media yang baru, sekedar mengingatkan bahwa Email-ku masih sama. Kau bisa mengirimku pesan pribadi dari sana."

Tangis Jennie mungkin akan kembali mengucur deras jika saja Taeyong tidak buru-buru menangkup wajahnya dan menggeleng lembut-memberi perintah bahwa wanita itu tidak boleh menangis melalui tatapan matanya. Setelah merasa bahwa Jennie sudah lebih baik, Taeyong menarik Jennie dan mengecup dahinya amat tulus.

"Kau harus tahu sesuatu," lirihnya kembali mendekap Jennie dengan pelukannya. "Kau adalah alasan mengapa aku percaya bahwa cinta adalah tentang merelakan. Tak peduli apakah itu cinta terhadap pasangan ataupun terhadap sahabat, melepaskan tetap terasa berat. Jadi kuharap, kau tidak pergi dan membuat patah keping hatiku untuk menjadi lebih buruk di sana. Kau mengerti maksudku 'kan, Jen?"

Jennie mengangguk pasti. "Aku berjanji akan hidup lebih baik."

"Gadis pintar!" pujinya dengan wajah menawan yang dihiasi senyum tipis. "Sekarang turun dan segera berkemas. Ini sudah pukul 05.40, kau masih harus memeriksa kembali keperluanmu di dalam. Jangan sampai ada yang tertinggal! Aku harus kembali sebelum Taehyung terbangun agar bisa berakting tidak tahu apapun nantinya."

Sang wanita lantas kembali mengangguk dan bersiap untuk turun. Ia menoleh sekali lagi pada Taeyong dan berucap lembut, "Terima kasih, Yong-ah."

Pria Lee itu tersenyum dan balas menganggukkan kepalanya. Ketika tubuh Jennie akhirnya keluar dari mobilnya dan tampak berlari kecil untuk membuka gerbang rumahnya sendiri, Taeyong masih senantiasa memandanginya, mastikan Jennie masuk ke rumah dengan aman. Kemudian ketika wanita itu sudah berhasil masuk bersamaan dengan kemunculan Nyonya Kim di depan pintu, Taeyong tahu bahwa sudah saatnya ia kembali ke hotel.

Chrysanthemum | Complete (✔) [TELAH DINOVELKAN & TERSEDIA VERSI PDF]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang