ㅤㅤ
shilya menghirup udara segar pagi hari di bandung. sudah sekitar 2 tahun lalu dirinya kembali, usaha yang ia jalani pun berjalan lancar dan ramai pembeli.
usaha nya itu cafe, sebelumnya bunda nya lah yang menjalankan namu sempat tutup karena bunda dan papa nya pergi ke london. ntah lah.
iya sekitar 2 tahun itu, gaada yang tau keberadaan nya. dan dia juga sampe sekarang gaada perasaan sedikit pun walau mas nya —alva, selalu memberi kabar bahwa jaeyden selalu menanyakan keberadaan nya.
hp nya kembali berdering, " halo mas?"
" shil.."
" dalem mas, mas kenapa?"
" sampe kapan kamu mau ngerahasia in keberadaan kamu?"
" mas boleh kasih tau kak tyrese tapi gak buat yang lain." tak lama terdengar helaan napas diseberang sana.
" alva! anak kamu gimana ini?!" dan terdengar omelan dari agatha —istri alva.
tahun lalu, mas nya nikah. dan ashilya dateng telat gak di hari pernikahan nya. alesan nya, dia dateng telat dan diem diem karena dia gamau ditemuin jaeyden, kendrano dan tyrese.
" iya sayang, sebentar ya. papa lagi telfon tante kamu." ujar alva yang mungkin berbicara dengan jrigo, anak pertamanya yang yaa umurnya sekitar 2 setengah tahun.
ashilya hanya diam, menunggu sampai urusan alva selesai. " nah jadi.. shil?"
" iya mas, aku masih dengerin."
" jaeyden, maksa mas buat bilang kamu tinggal."
" ya tapi aku gamau."
" kenapa?"
" mas, bilang ke jaeyden jangan cari shilya lagi. dan lupain semuanya, shilya gak akan pernah suka sama jaeyden mas."
" yaudah yaudah, mas tutup ya. jrigo dari tadi minta main. kamu jaga diri, mungkin minggu depan mas kesana buat jenguk kamu."
" iya."
dan sambungan terputus, ashilya benar benar mengasingkan diri. maksudnya, dia ganti nomor, hp bahkan hal familiar yang bisa orang tau.
waktu jam makan siang, pasti cafe nya bakal rame. jadi mau gak mau shilya turun tangan, tapi di bagian cashier.
" selamat datang, pesanan nya kak?" tanya ashilya yang hendak mendongak melihat pelanggan nya.
senyum nya tidak memudar, walaupun orang dihadapan nya ini terus menatapnya. bahkan tidak ada perubahan pada wajah nya.
" kak?"
" ah iya, saya pesan american latte satu ya."
" oke, ada lagi?"
" cukup itu aja."
" totalnya 35 ribu rupiah."
'dia' pun memberikan beberapa lembar uang. dan ashilya menerima dan gak lupa buat buat kasih struk pembelian dan kembali membuka suara, " silahkan ditunggu ya." ujarnya tanpa melunturkan senyumnya.
setelah beberapa pelanggan, shilya rasa pegawai nya bisa meng- handle. jadi dia pamit ke ruangan nya, dan beberapa pengunjung juga udah keluar dari cafe nya. jadi ya suasana nya sepi lagi, hanya 'dia' yang masih stand di dalam cafe.
ashilya gak peduli, dia pusing sekarang.
ashilya duduk di sofa ruangan nya sambil memijat pelipis, tiba tiba ada seseorang yang mengetuk pintu ruangan nya.
" ya, masuk."
nampak lah djavier, sahabat sekaligus manager shilya. " eh? kenapa ja?" tanya shilya, ya shilya akrab sama manager nya.
" itu shil, ada yang maksa pengen ketemu kamu. udah aku bilang kamu sibuk, kayaknya sih salah satu customer kita."
ashilya bisa tebak siapa orang itu. " bilang ya, gue gabisa ditemuin."
djavier ngangguk, " yaudah gue pamit ya, mau awasin keadaan cafe lagi."
ashilya ngangguk. setelah kepergian djavier, lagi lagi ada yang mengetuk pintu nya. kali ini bukan djavier.
" apasih ja?" tanya shilya yang gak noleh sama sekali ke arah pintu.
" shil.."
shilya sedikit tersentak lalu menolehkan kepala nya. mata nya membulat. sedangkan 'orang itu' menatapnya sendu namun senyum tipis terukir.
'orang itu' berjalan, mengambil langkah lebar lalu memeluk erat ashilya yang hanya diam.
tolong ingetin ashilya buat sadar, kalo sekarang keberadaan nya udah diketahui.
ㅤㅤ djavier aldian saputra
KAMU SEDANG MEMBACA
Like You
General Fiction" gua bakal bikin lu suka sama gua, gimana pun caranya." - " lo harusnya sadar, kalo gue gak pernah anggap lo lebih dari itu." ⎙ : cerita ini bersifat oc atau original character. ⚠ : semi harsh words, non baku and lowercase dan juga mengandung matu...