15 : stasiun kereta

125 21 0
                                    

setelah jaeyden kembali dari apart nya ke rumah shilya, sekarang waktu nya makan malam bersama.

suasana hening, hanya ada dentingan sendok dan garpu yang bertabrakan dengan piring.

setelah sesi makan selesai, seperti biasa. kebiasaan, obrolan ringan serta joke pun kembali dilakukan.

ya mulai dari cerita jaeyden yang mau nikahin ashilya, terus ocehan jrigo.

tak lama pun jrigo menguap, tanda bahwa si kecil mulai mengantuk. " aku kelonin jrigo sebentar ya." ujar agatha lalu membawa jrigo ke lantai atas setelah membuatkan susu.

setelah dirasa agatha dan jrigo pergi, jaeyden kembali membuka obrolan.

" jadi gimana nih? direstuin gak kalo gua nikahin shilya?" tanya jaeyden yang hanya mendapat tatapan tajam shilya.

" gua sih ikut kata bunda sama papa, lu kalo mau izin ke orang tua gua sama shilya." ujar alva.

shilya membulatkan matanya dengan mulut agak menganga, " ih?! gamau!"

" shil.."

" yaudah.."

" jadi kapan gua bisa bicara sama orang tua lu?"

" lusa, besok papa sama bunda balik." ujar alva santai.

" dih? kok gabilang ke aku?!"

" bunda udah chat kamu, spam malah. tapi gak kamu baca." ujar alva, shilya cuma nyengir karena emang hp nya di ruang tengah.

" dah jam segini, ayo tidur."

shilya dan jaeyden ngangguk dan ke lantai 2, disusul alva yang ke kamarnya. dan shilya yang tidur bareng jaeyden, karena shilya yang minta.

dari dulu, shilya kalo tidur kadang suka minta ditemenin masnya. alesan nya dikelonin, padahal mah karena kamarnya tuh kripi.

" puk puk in."

" iya ini di puk puk in." jaeyden puk puk in sama elus rambut shilya sampe shilya tidur pulas.

dirasa shilya udah pulas, jaeyden pun meluk shilya sebagai gulingnya. kalo shilya meluk guling beneran.

adh adh, mesra yh.















disekitar rumah shilya..

" jam 4 kita gerak, cewe itu bangun jam segitu."

antek antek nya ngangguk patuh ke bos mereka.

" sekarang kalian tidur dan jam 3 nanti mulai siapin diri."

" siap."

dan mereka pun tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya untuk bersiap menjalan kan misi nanti.











tepat jam 4, ashilya bangun dari tidurnya. ia turun ke lantai bawah untuk menonton serial kartun pagi hari kesukaan nya. bucin kartun emang.

prang!! brakk!!

tiba tiba suara kaca pecah dan pintu didobrak terdengar, membuat semua orang bangun kecuali jrigo. dan disaat itu juga shilya dibawa pergi oleh mereka.

alva, agatha dan juga jaeyden langsung turun kebawah. alva tau kebiasaan ashilya sejak dulu, jadi dia langsung cari di ruang keluarga. namun tidak ada seseorang disana.

hanya ada note yang tertinggal,

" sekarang ashilya ditangan gua, kalo lo mau cewe ini selamat. temui gua nanti jam 7 di stasiun kereta lama."

- 1251514.

jaeyden mengepalkan tangan nya. sedangkan agatha menangis didalam pelukan alva.

" biar gua yang susul." ujar jaeyden lalu segera mengambil jaket dan kunci mobilnya.




saat ini ia sampai di stasiun lebih awal, ia melihat mobil berwarna hitam yang menggeret paksa shilya ke stasiun itu.

jaeyden memukul setirnya, " bajingan."

jaeyden membawa pistol miliknya yang biasanya ia simpan untuk berjaga jaga. lalu menunggu waktu yang tepat, dia juga liat kalo beberapa orang itu ada yang bawa senjata api dan senjata tajam lain nya.

pasukan nya lumayan, tapi jaeyden gak akan takut. yang ada dikepala nya sekarang adalah keadaan ashilya nanti.

" brengsek, kenapa lo harus dibawa bawa sih shil?!" jaeyden mengacak rambutnya frustasi.





tiba tiba ponsel nya bergetar, " halo?"

" samperin gua kalo lu mau shilya selamat dan lu harus sendirian."

" brengsek!"

terdengar tawa congkak di seberang sana, " lu tau kan konsekuensi nya kalo sampe bawa antek antek?"

" bahkan lu sendiri gitu, ga sadar?"

" jangan pancing kesabaran gua kalo gamau peluru bersarang di kepala ashilya."

" jangan macem macem! kasih telfon nya ke ashilya, sekarang."

orang diseberang sana menyodorkan speaker handphone pada mulut ashilya dan lakban di mulutnya ditarik kasar oleh salah satu dari mereka.

isakan pun terdengar jelas di telinga jaeyden, " j –jangan kesini."

lalu terdengar suara tamparan dan tangisan shilya yang semakin keras. " gua bilang jangan sakitin ashilya!"

" hahaha, peduli gua? sekarang dateng kesini." ujar orang diseberang sana.

jaeyden melihat jam yang bertengger di tangan nya, hampir jam 7. dia pun kembali mengecek senjata yang akan dia bawa, ia juga sudah memakai rompi anti peluru didalam pakaian nya.

" sampe ada luka sedikit, gua gaakan maafin lu." ucapnya lalu turun dari mobil.
setelah itu sambungan pun terputus.

Like You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang