ㅤㅤ
sampai di stasiun kereta yang memang sudah tidak beroperasi itu. jaeyden jalan dengan santai namun tentu diiringi rasa waspada.
suara tepuk tangan dan langkah kaki pun terdengar. " jaeyden hansamu adistira, anak sulung keluarga adistira."
" mau lu apa sih?"
" gua? mau gua? mau gua cuma satu, bikin keluarga dan hidup lu hancur." ujar orang itu lalu menodongkan pistol jenis glock 45 gap miliknya, dan tentu dengan seringai diwajahnya.
jaeyden speechless, bukan karena perkataan nya barusan tapi mungkin lawan nya ini mudah ia lumpuhkan. pasalnya jaeyden bukan cuma bisa mengendalikan senjata api atau senjata tajam. tapi ia menguasai berbagai macam beladiri.
lalu ia mengukir seringai, " coba bunuh gua kalo lu emang ngerasa sanggup." ujar jaeyden dengan nada santai.
" JANGAN!" tiba tiba teriakan keras shilya bikin kedua nya nengok.
" KENAPA DIA BISA LEPAS?!" marah nya lalu berpindah menodongkan pistolnya ke arah shilya.
jaeyden mengangkat pistolnya juga, jenis desert eagle mark xix pistol kearah lelaki dihadapan nya. tapi kekehan remeh terdengar, " kalo lu nembak gua, artinya lu ngebunuh cewe lu ini. karena gua bakal lepas satu peluru tepat dikepala nya juga."
" jaeyden.." lirih shilya dan menatap dengan mata sembab nya kearah jaeyden.
hati jaeyden sakit melihat wanita nya seperti ini.
jaeyden pun meletakkan pistolnya di bawah dan mengangkat kedua tangan nya.
" langkah yang bagus, tapi sayang. kayak nya lu harus say goodbye ke cewe lu untuk terakhir kali nya." ujarnya dan..
DOR!!
ia mengarahkan pistol itu kearah jaeyden, namun shilya mengalihkan pistol itu dan malah menembak tepat di perutnya.
" leon! ayo kabur!"
seketika lelaki yang disebut leon itu berjalan mundur, sedangkan jaeyden berlari membawa pistol yang ia jatuhkan lalu menangkup wajah shilya dan diletakkan di paha nya sebagai tumpuan.
" shil, bertahan demi gua. sebentar aja."
" jay!" jaeyden menoleh mendapati polisi dan alva yang berlari kearahnya.
air mata jaeyden lolos, " shil.." gumamnya begitu shilya tersenyum tipis dan menutup matanya.
alva langsung menyuruh tim medis menangani adiknya, sedangkan alva, jaeyden dan kepolisian ga berhasil nangkep leon sama antek antek nya itu.
sesampainya dirumah sakit, jaeyden duduk masih dengan pakaian yang ada noda darah. semua nya berdiri cemas, berharap sesuatu hal buruk ga menimpa ashilya. contohnya nyawa nya melayang gitu?
mereka terus berdoa. sampai dokter bedah yang memimpin operasi keluar. " keluarga?"
" saya." ujar alva dan jaeyden bersamaan.
" ikut saya ke ruangan." ujar dokter tersebut yang diikuti alva dan jaeyden.
" kondisi nya ga memungkinkan, tapi pihak kami akan mencoba yang terbaik. mungkin shilya gaakan bangun selama beberapa hari sampai kondisi nya stabil."
" tapi adek saya selamat kan? artinya gaada luka lebih parah?"
" tembakan nya ga terlalu dalam, mungkin porsi makan nya akan berubah nanti saat sadar. biar bagian perutnya ga sakit, tapi kalo hamil masih bisa."
" rahim nya ga ada luka kok." lanjut sang dokter." alhamdulilah, makasih." ujar alva lalu kedua nya pamit keluar dari ruangan.
jaeyden ngerasa semuanya salah dia, karena kalo dia ga deketin shilya pasti dia masih baik baik aja.
" bukan salah lu, tenang aja. semua bakal baik baik aja." ujar alva menenangkan.
jaeyden cuma ngangguk.
jaeyden pun balik ke perusahaan nya yang ada di bandung, sesampai nya disana ia langsung memanggil fajar dan donny –salah satu pekerja yang akrab dan diandalkan jaeyden.
" lacak keberadaan leonandra, sekarang." ujarnya dengan nada dingin dan rahang yang mengeras.
ㅤ leonandra kunandara
ㅤㅤ fajar jinan purnama
ㅤㅤ donny antariksa nevan
KAMU SEDANG MEMBACA
Like You
General Fiction" gua bakal bikin lu suka sama gua, gimana pun caranya." - " lo harusnya sadar, kalo gue gak pernah anggap lo lebih dari itu." ⎙ : cerita ini bersifat oc atau original character. ⚠ : semi harsh words, non baku and lowercase dan juga mengandung matu...