.
.Sejak kejadian seminggu yang lalu ketika Renjana mendapatkan hukuman dari Ririn, Renjana kembali bekerja di Restoran Gyojijjang sebagai pengantar makanan dan di Cafe Namsan sebagai pelayan. Sesekali Nara sering mengirim pesan pada Renjana meski sekadar mengingatkan anak itu untuk makan teratur.
Melihat suasana rumah yang tersisa dirinya dan juga sang ayah, karena sang kakak dan ibunya sedang pergi, membuat Renjana memberanikan diri untuk menemui sang ayah dan menanyakan di mana ibu kandungnya kini berada.
Tok tok tok!
Renjana mengetuk pelan pintu kamar sang ayah dengan harapan sang ayah segera menanggapi ketukan pintu yang ia kirimkan.
"Papa?" panggil Renjana setelah lima menit berdiri di depan pintu kamar orang tuanya.
"Masuk!" Hingga akhirnya suara berat itu segera mengintrupsi Renjana untuk masuk ke dalam kamar sang
ayah.
Renjana membuka perlahan pintu besar di depannya hingga retina matanya menangkap seisi kamar yang tak berubah sejak dulu, dua buah kasur besar yang terpaut sedikit jauh antara kasur yang satu dengan kasur yang lainnya. Renjana tak memiliki alasan untuk dapat menjelaskan mengenai orang tuanya yang sejak dulu berpisah ranjang.
"Kenapa?" tanya Chandresh yang baru saja keluar dari ruang berganti. Dengan hati-hati Renjana segera mengeluarkan foto yang ia temukan seminggu yang lalu di rumah sang ibu. Ia menunjukkan foto Widya, Chandresh, serta seorang gadis kecil.
"Renjana pengen ketemu Ibu."
Brukkk!
Baru saja Renjana menyelesaikan kalimatnya, kini Chandresh telah menubrukkan tubuh Renjana ke dinding dengan tangan yang masih mencengkram leher Renjana dengan keras.
"Sampai kapan pun papa gak bakal pertemukan kamu sama Widya, dan berhenti bahas itu, Audatama Renjana!" ucap sang ayah final dan segera melepaskan cengkeraman tangannya, lalu meninggalkan Renjana sendirian di sana.
Lagi-lagi Renjana tak mendapatkan informasi seperti apa yang ia harapkan dari sang ayah, karena nyatanya sang ayah malah menghalangi dirinya untuk bertemu sang ibu. Renjana memutuskan untuk pergi menemui Haecha, setidaknya saat ini ia membutuhkan seseorang yang mau mendengarkan keluh kesahnya dengan tulus.
Ketika Renjana hendak keluar dari gerbang rumah-nya, sebuah mobil putih berhenti tepat di depannya, membuat Renjana berhenti setelah mengenali mobil milik siapa yang kini telah berhenti di depannya.
"Kamu mau kemana? Aku baru aja mau nyusul kamu, Jana," ucapnya dengan logat dan bahasa khasnya setelah membuka setengah kaca mobilnya.
"Ke rumah Chandra," balas Renjana memberi-tahukan alasannya keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ ] AMERTA ¦ Ft Huang Renjun
Fanfiction"....Amerta berarti abadi, sama seperti takdir tuhan untuk Renjun" "Pa? Renjun mau makan malem bareng papa lagi boleh?" Menceritakan kepahitan hidup yang ditakdirkan pada Huang Renjun, putra haram dari sang ayah membuat Renjun harus merasakan pahitn...