.
.Renjana membuka matanya perlahan ketika sebuah benda baru saja mendarat di belakang kapalanya, membuat Renjana sontak terbangun dari tidurnya. Kedua matanya terasa sangat berat membuat dirinya tertidur di dalam kelas.
"Renjana, karena kamu tidur di kelas, kamu kerjakan ini sekarang!" ucap Pak Razi sambil menunjuk sebuah soal di papan tulis. Dengan langkah pelan, Renjana mulai beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke depan untuk mengerjakan soal yang membahas mengenai soal yang baru saja dijelaskan oleh Pak Razi.
Rumus-rumus kimia yang di butuhkan untuk menjawab soal tersebut segera Renjana tuliskan di papan tulis sebelum memasukkan deretan angka ke dalam rumus. Meski Renjana baru saja tertidur, Renjana telah mempelajari bab tersebut jauh hari sebelum dibahas dalam kelas dan itu beberapa guru takjub dengan kepin-taran Renjana. Setelah selesai dengan soal itu, Renjana segera mengembalikan kapur putih kepada Pak Razi.
"Oke, jawaban kamu benar, Renjana. Untuk semuanya, silakan istirahat dan untuk Renjana dan Naresh, kalian silahkan pergi ke aula pertemuan wali murid sekarang," ucap Pak Razi sambil membereskan buku-buku miliknya setelah mengajar.
"Kenapa kita tidak?" tanya seseorang di belakang pada teman lainnya membuat Renjana sedikit mencuri pandang pada mereka.
"Aishh, mereka anak donatur sekolah ini, tentu mereka akan dihormati para guru," jawab nya dengan sedikit berbisik, meski Renjana dapat mendengar apa yang mereka katakan.
"Aku iri dengan mereka, mereka hidup dengan keluarga kaya," ucap seseorang lain membuat Renjana menunduk sambil tersenyum.
"Ayo, Jana!" ajak Naresh sambil merangkul Renjana untuk keluar dari kelas menuju aula di mana pertemuan wali murid angkatannya tengah berlangsung.
Bruk!
Tanpa sengaja Renjana menabrak bahu seorang ibu wali murid yang akan masuk ke ruang pertemuan dan menjatuhkan tas berwarna coklat miliknya. Dengan segera Renjana mengambilkan tas yang tak sengaja ia jatuhkan dan memberikan pada Bibi itu.
"Maaf," ucap Renjana sambil membungkuk sebelum dirinya dan Naresh memasuki ruang aula Pertemuan.
Naresh dan Renjana lalu mencari tempat duduk mereka dengan menyusuri setiap bangku yang ada, hingga sepasang manik mata Renjana menjumpai sebuah lambaian tangan di barisan paling depan. Renjana dan Naresh segera menyusul lambaian tangan kecil Arjuna pada mereka dan duduk di dua buah kursi kosong yang ada di antara Janu, Jovan, dan Arjuna.
"Habis ini lo tampil, kan? Lagu apa yang mau lu bawain?" tanya Jovan yang duduk di samping Renjana sambil berbisik.
"Ama No Jaku," balas Renjana memberitahukan lagu apa yang akan di bawakan nantinya di atas panggung. Renjana akan membawakan salah satu lagu dengan judul Ama No Jaku yang berasal dari negeri sakura itu nantinya dengan Violin yang telah ia siapkan di belakang panggung sejak pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ ] AMERTA ¦ Ft Huang Renjun
Fanfiction"....Amerta berarti abadi, sama seperti takdir tuhan untuk Renjun" "Pa? Renjun mau makan malem bareng papa lagi boleh?" Menceritakan kepahitan hidup yang ditakdirkan pada Huang Renjun, putra haram dari sang ayah membuat Renjun harus merasakan pahitn...