.
.Chandresh terus memperhatikan seorang gadis yang tengah mengintip di balik kaca buram, di mana putranya kini tengah ditangani. Seorang gadis dengan pakaian panjang dan sebuah pashmina yang membalut rambut gadis itu. Tak ada satu katapun pembicaraan antara Chandresh maupun Sia di sana hingga akhirnya Chandresh mulai memberanikan dirinya untuk memulai pembicaraan dengan gadis itu.
"Kamu berpacaran dengan putraku?" tanya Chandresh sambil memperhatikan gadis itu yang terlihat gelisah, Sia yang mendengar itu berbalik dan menggeleng pelan.
'Kami hanya dekat.'
Deg!
Chandresh terdiam, gadis yang tengah berbicara dengannya kini membuatnya sontak teringat pada putrinya. Gadis di hadapannya memiliki senyuman lembut, meski memiliki beberapa bekas luka yang terlihat di pergelangan tangan serta wajahnya. Sedangkan beberapa bekas luka yang terlihat oleh Chandresh itu me-ngingatkannya pada tubuh Renjana yang memiliki banyak tanda yang sama di tubuhnya.
Krietttt!
Decitan pintu terbuka membuat Chandresh segera berdiri dan menghampiri seorang dokter yang baru saja keluar menangani putranya.
"Bagaimana keadaan putraku?" tanya Chandresh panik ketika matanya tak sengaja melihat tubuh Renjana terpasang bayak kabel yang menghubungkan tubuh putranya dengan berbagai macam alat medis, sedangkan putranya terlihat masih memejamkan matanya dengan lelap.
"Bisa kau ikut denganku? Ada yang harus ku-sampaikan mengenai putramu," ucap sang dokter pada Chandresh. Chandresh lalu meminta Sia untuk mene-mani Renjana terlebih dahulu saat dirinya ayesagah ber-bicara dengan Dokter.
Sia yang telah mendapat izin untuk menemani Renjana segera masuk dengan kaki yang melemas, men-dapati Renjana yang terbaring tak berdaya di atas tempat tidur. Matanya terlelap, ia terlihat sedang menikmati dunianya sendiri.
Sia duduk di samping Renjana dan mengenggam tangan Renjana dengan kedua tangannya yang gemetar. Dadanya mencelos sakit begitu saja melihat Renjana yang berada di depannya,
"RENJANA!" Seseorang masuk dengan cepat, membuat Sia menoleh ke arah pintu di mana Chandra masuk dengan tergesa. Chandra menghampiri sahabat-nya yang tengah terbaring dengan lemah itu dengan segera.
Wajah Renjana yang memucat membuat Chandra menghela napas berat, ia masih tak mempercayai pria yang kini terbaring di hadapannya adalah teman masa remajanya. Renjana yang selalu ramah dan mencari gara-gara dengannya kini tengah terpejam menaungi dimensi lain dalam pikirannya.
Awalnya Chandra berniat pergi ke rumah Renjana untuk meminjam kamus milik Renjana, karena kamus miliknya yang ia tinggal di laci sekolah. Namun, saat ia sedang berkunjung ke rumah Renjana, Raksa me-ngatakan jika Renjana dibawa ke rumah sakit bersama Chandresh.
Mengingat Renjana yang memiliki gagal ginjal membuat Chandra segera pergi ke beberapa rumah sakit terdekat untuk menemukan sahabatnya itu.
Chandra terduduk dengan lemah di atas sofa, memperhatikan Sia yang masih memegang erat tangan Renjana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ ] AMERTA ¦ Ft Huang Renjun
Fanfiction"....Amerta berarti abadi, sama seperti takdir tuhan untuk Renjun" "Pa? Renjun mau makan malem bareng papa lagi boleh?" Menceritakan kepahitan hidup yang ditakdirkan pada Huang Renjun, putra haram dari sang ayah membuat Renjun harus merasakan pahitn...