.
.Entah ide dari mana, Renjana dapat mengalihkan perhatian Sia dengan membeli sebuah cola berwarna merah dan menumpahkannya di atas hoodie berwarna mint yang Renjana kenakan untuk menyamarkan darah yang mengotori pakaiannya.
'Renjana, maafkan aku karena aku akan tetap di sini hingga satu jam ke depan untuk menunggu waktu ibadah kelimaku,' ucap Sia yang menghampirinya, namun soro-tannya teralih pada pakaian Renjana yang penuh dengan warna merah membuat Sia menuntut penjelasan.
"Aku menumpahkan minuman ke pakaianku," ucap Renjana sambil memperlihatkan minuman kaleng berwarna merah di tangannya.
"Tidak papa, aku akan menunggumu hingga selesai," ucap Renjana sambil tersenyum lembut pada gadis yang berada di depannya itu.
'Baiklah, aku akan pergi membaca al-quran terlebih dahulu,' ucap Sia yang segera beranjak kembali masuk setelah mendapat anggukan dari Renjana. Renjana lalu duduk di sebuah bangku kosong di sebuah taman kecil yang berada di samping masjid.
Renjana menatap beberapa anak-anak yang terlihat berlarian di depan masjid sambil menunggu orang tua mereka yang masih berada di dalam masjid, langkah mereka yang kecil membuat Renjana sangat antusias menatap kumpulan anak kecil yang ayesagah bermain itu.
Aku tahu ini salah, tapi imajinasiku pernah mem-bentuk sebuah cerita di mana aku dan kamu sedang membaca al-qur'an bersama dan begitu sebaliknya. Saat aku membayangkan kita berdua membaca al-kitab bersama tanpa ragu dan beban.
Renjana tiba-tiba berniat untuk mengunjungi teman-temannya satu-persatu esok untuk bermain bersama setelah sekian lama mereka tak bertemu, meski sebenar-nya Renjana lah yang tak menyadari bagaimana perlakuan teman-temannya padanya saat ia mengalami masa depresi.
Arjuna yang rela tidur di lantai dan secara ber-gantian dengan Jovan, Chandra, Janu, dan Naresh setiap malamnya. Mereka yang rela membolos sekolah dan les untuk tetap bersama Renjana setiap saat.
Untuk malam ini, ia akan menginap di rumah Chandra sementara dan tak menampilkan wajahnya di depan sang ibu, karena takut suasana hati sang ibu yang memburuk ketika melihatnya. Renjana hanya di temani oleh ayat-ayat al-quran yang dibacakan dengan indah dari dalam bangunan masjid.
Renjana memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar daerah itu, karena merasa tak sopan dengan kalungnya yang terpasang di lehernya dengan indah. Ia memutuskan untuk pergi sebentar sebelum kembali lagi nanti untuk menjemput Sia.
Renjana berjalan menyusuri trotoar dengan jejeran toko yang telah dihias dengan pernak-pernik lampu dengan dominan warna hijau dan merah untuk me-nyambut hari natal. Dinginnya malam menemani Renjana berjalan memperhatikan toko demi toko yang menjual banyak pernak-pernik.
Renjana memasuki salah satu toko untuk melihat-lihat di dalamnya. Renjana mengitari rak demi rak yang menjajahkan pernak-pernik khas natal, lalu sorot mata-nya tertuju pada barisan kue jahe yang tersimpan dalam toples yang telah dihias sedemikian rupa. Renjana me-ngambil satu kotak kue jahe itu dan lanjut berkeliling toko.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ ] AMERTA ¦ Ft Huang Renjun
Fanfiction"....Amerta berarti abadi, sama seperti takdir tuhan untuk Renjun" "Pa? Renjun mau makan malem bareng papa lagi boleh?" Menceritakan kepahitan hidup yang ditakdirkan pada Huang Renjun, putra haram dari sang ayah membuat Renjun harus merasakan pahitn...