.
.
Renjana mulai memasuki kantin makan siang untuk mengambil makan siang. Berbeda dari sekolah sebelum-nya, di sekolah Renjana kali ini para siswa mengambil makanan sendiri dan bebas mengambil apa yang mereka mau. Renjana segera mengambil sebuah nampan dan ikut mengantri bersama siswa lain, namun sebuah tarikan tiba-tiba membuat Renjana kehilanagan antrian makan-nya.
"Pak Dana? Ada yang bisa kubantu?" tanya Renjana saat mendapati Pak Dana tengah berada di depannya yang baru saja menarik lengan Renjana.
"Apa kamu mau makan?" tanya Pak Dana, dengan segera Renjana mengangguk untuk mempercepat obrolan mereka, karena waktu makan siang yang semakin habis.
"Jika begitu, ayo ikut aku!" ucap Pak Dana yang mengambil nampan besi yang Renjana bawa dan mengembalikannya ke tempat semula, ia lalu menarik Renjana dan pergi ke sebuah pintu tepat berada di samping kantin makan siang.
Renjana mendapati sekelompok siswa tengah makan dalam ruangan itu dengan menu yang berbeda, makanan yang tersaji terlihat mewah dan mahal.
"Mulai hari ini kalo kamu mau makan, dateng ke sini, oke?" ucap Pak Dana yang menarik sebuah kursi kosong yang melingkar pada meja besar di depannya.
Terdapat anak kelasnya dan satu siswa lain dari kelas yang berbeda yang ada dalam ruangan itu. Jay, Ekesesa, Karin, Gisela, Wara, dan satu lagi sosok pria yang tengah berkutat dengan buku sambil memakan sebuah sup di depannya dengan name tag Dirga.
"Jadi orang tua lo donatur juga di sekolah ini?" tanya Gisela pada Renjana yang tengah meminum sebuah jus yang baru saja di siapkan oleh seorang guru yang ada disana.
"Kerjaan nyokap bokap lo apa?"
"Perusahaan mana?"
"Penghasilannya?"
Pertanyaan-pertanyaan itu terus ditanyakan pada Renjana yang bingung menjawab pertanyaan mana yang akan ia jawab.
"Mama sama papa punya perusahaan dan ngelola beberapa aset," ucap Renjana mencoba menjawab perta-
nyaan itu dengan singkat.
"Siapa nama nyokap bokap lo?" tanya Karina yang menanyakan nama kedua oramg tua Renjana.
"Ririn dan Chandresh," balas Renjana menyebutkan nama kedua orang tuanya yang membuat beberapa orang yang hadir memekik tak percaya.
"Lo beruntung bisa lahir di keluarga kaya mereka," ucap Ekasesa yang menunjukkan sebuah artikel yang mencakup mengenai perusahaan keluarganya. Renjana hanya tersenyum pelan menanggapi pernyataan yang Soobin ucapkan padanya.
Krieeettt!
Seorang siswa berkacamata masuk dengan sebuah kotak yang cukup besar dan memberikannya pada Jay yang sejak tadi sibuk memperhatikan percakapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ √ ] AMERTA ¦ Ft Huang Renjun
Fanfiction"....Amerta berarti abadi, sama seperti takdir tuhan untuk Renjun" "Pa? Renjun mau makan malem bareng papa lagi boleh?" Menceritakan kepahitan hidup yang ditakdirkan pada Huang Renjun, putra haram dari sang ayah membuat Renjun harus merasakan pahitn...