D u A

264 40 0
                                    

"Amicia, kau tau sesuatu tentang orang pedofil?"

"Apa itu?"

"Mereka adalah orang-orang dewasa yang terobsesi dengan anak di bawah umur. Seperti penyakit seksual menyimpang."

"K-kita berhadapan dengan penjahat?!"

"Sekarang atau tidak sama sekali, ini demi kebaikan orang lain."

Amicia teringat akan perbincangan mereka kemarin malam. Memang, sejak awal Alyona memiliki kemampuan untuk mendorong sesuatu yang bersembunyi di bawah kaki orang-orang. Ia adalah motivator yang handal, pintar berbicara, dan yang paling penting bisa membaca.

Ohh, ia jadi takut kalau harus dihadapkan dengan tulisan ketika menghadapi orang kota berpendidikan itu... Dari namanya saja sudah terdengar elegan— Mr. Styles.

Ia takkan cukup pintar untuk dilirik... Ia harus menyusun strategi lain.

Apa yang disukai orang tua tentang anak perempuan?

Amicia hendak menuruni tangga untuk menghampiri ibunya yang sedang memasak, namun langkahnya terhenti. Ia bingung— seharusnya cara pandangnya berbeda dengan orang tua kebanyakan... Ia pun memutuskan kembali ke dalam kamarnya untuk berpikir.

Seharusnya di ruangan ini ia bisa mendapat banyak ide.

Ahh itu dia, pasti sesuatu yang berhubungan dengan hasrat dan gairah.

Misinya adalah menjadi salah satu yang dipilih dan melaporkan kejahatan yang dilakukan. Apa ia harus memakai baju terbuka? Tidak mungkin, pasti ada cara lain.

***

Ia memutuskan untuk mendatangi Diana meminta referensi apa yang harus ia lakukan untuk menarik perhatian pria.

"Sudah kuduga akhirnya akan seperti ini. Aku turut senang, Amicia!"

Diana telah salah dalam mengartikannya, namun Amicia hanya bisa berpura-pura tersenyum malu sembari menggaruk tengkuknya yang tidak terasa gatal berusaha terlihat natural. Sejujurnya ini adalah hal paling menjijikan yang pernah ia lakukan, tapi ia tidak dapat membocorkan rencana mereka begitu saja pada Diana.

Diana lalu membawakan sebuah kotak berisi kuas besar, kapsul panjang, dan cermin serta barang-barang aneh lain. Sepertinya itu yang disebut make up— Amicia tidak pernah memakainya sama sekali. Diana memulainya dengan kuas besar.

"K-kau yakin aku harus memakai ini?" Amicia menyipitkan matanya saat Diana mengoles kuas yang sudah ditaburi bubuk merah itu di kedua pipinya. Ia merasa sedikit ragu.

"Ya, aku yakin pria idamanmu akan terpukau dengan penampilanmu."

"Floch juga berkata demikian padamu?"

Diana mengulum senyum tipis, gambaran dari wajah suaminya muncul secara tiba-tiba. "Ya..." Suaranya melembut.

Diana selalu tampak bersyukur akan segala kekurangan yang dimiliki keluarganya. Floch dulu hanyalah pria pengangguran yang mulai gigih bekerja demi menikahi dirinya— Diana bahkan rela menentang keluarganya untuk mempercayakan seluruh hidupnya pada pria berdarah setengah asia itu. Ia gadis yang tak terhentikan...

Melihat kegigihan seorang wanita membuat Amicia tersenyum. "Entahlah, mungkin suatu saat aku ingin menjadi sepertimu..."

***

"Woy! Kau gila! Apa ini?!" Baru sampai di depan pintu, Alyona sudah menyoraki penampilannya.

"I-ini make up, bodoh!" Ujar Amicia kesal, juga sedikit malu karena ini pertama kalinya.

Once Upon A Time In Eroda [H.S.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang